Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Rekonstruksi Kebijakan Publik dan Hukum Islam Terkait Poligami dalam Mencapai SDGs Fatir, Dwi; Fatmawati, Indah
Pro Justicia: Jurnal Hukum dan Sosial Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin Ngabar (IAIRM) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55380/projus.v3i1.495

Abstract

Agama islam memperbolehkan poligami sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Poligami seperti yang kita ketahui yaitu seorang laki-laki yang memiliki istri lebih dari satu dan bahkan sudah ditulis dalam Al-Quran surah An-Nisaa’ ayat 3 tentang diperbolehkannya poligami, dan tidak sedikit yang berpacu pada ayat al-quran tersebut dimana seorang laki-laki banyak yang beristri lebih dari satu tanpa memikirkan finansialnya, apakah dia mampu berlaku adil serta tidak berat sebelah kepada istri-istrinya? Poligami pada zaman Rasulullah sangat berbeda dengan poligami saat ini. Poligami yang dilakukan oleh Rasulullah dimana beliau bisa membagi waktunya serta berlaku adil kepada istri-istrinya, namun itu sangat berbeda ketika diterapkan pada zaman sekarang, sebab para laki-laki hanya mementingkan hasratnya saja tanpa memikirkan kedepannya akan seperti apa. Para ulama berpendapat bahwa tidak sedikit kontroversi yang terjadi karena adanya poligami sebab menurut ulama perbuatan ini sangat tidak adil terhadap para perempuan dan sebagian ulama juga lebih menganut prinsip monogami yaitu mempunyai istri hanya satu. Namun tidak sedikit juga para ulama yang sangat memperbolehkan poligami karena menurut mereka dapat mengurangi tingkat perzinahan serta menambah keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan peringatan kepada para laki-laki bahwa ketika mereka ingin melakukan poligami seharusnya memikirkan finansialnya serta dapatkah mereka berlaku adil. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu poligami yang kita ketahui bukanlah hal yang mudah dilakukan terlebih melihat kondisi finasial di negara Indonesia yang masih sangat sulit sehingga menyebabkan timbulnya berbagai macam permasalahan. Namun pernasalahan finansial bukan menjadi faktor utama tetapi para lelaki yang sulit membagi waktu serta berlaku adil setelah berpoligami dan adanya faktor internal dan eksternal dalam rumah tangga.
SOSIALISASI TENTANG DISPENSASI NIKAH TERHADAP PERSEPSI DAN PEMAHAMAN SANTRI DI LKSA AL-IKHLAS PONOROGO Litehua, Andy; Fatir, Dwi
Journal of Islamic Science Community Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Riyadlotul Mujahidin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55380/isc.v1i2.428

Abstract

Pernikahan usia anak atau pernikahan dini masih menjadi masalah serius di Indonesia. Santri sebagai generasi pada kelompok umur tersebut perlu memiliki pengetahuan yang komprehensif terkait penyebab dan akibat pernikahan usia anak sebagai upaya preventif. Kegiatan pengabdian ini penting dilakukan dengan tujuan mengubah persepsi santri terhadap penyebab dan dampak dari pernikahan usia anak atau pernikahan dini tersebut. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode sosialisasi dan bertempat di LKSA Al-Ikhlas Ponorogo. Dengan menghadirkan pemateri founder of EM LAW Office. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti dosen dan mahasantri HKI Fakultas Syariah IAIRM Ngabar Ponorogo. Dalam kesempatannya pemateri menyampaikan pemahaman tentang dispensasi nikah serta dampak yang ditimbulkan dari pernikahan dini. Dari pemaparan dan penyampaian materi menunjukkan bahwa sebelum sosialisasi dilakukan, masih terdapat santri yang memiliki persepsi positif dan persepsi relatif terhadap dampak pernikahan dini. Selain itu, mereka juga tidak mampu menyebutkan beberapa faktor penyebab dan dampak dari pernikahan usia anak ini. Setelah dilakukan sosialisasi, persepsi dan pemahaman mereka terhadap pernikahan dini berubah. Mereka meyakini pernikahan dini akan membawa kerugian dalam hal psikologis, biologis dan aspek kehidupan sosial. Mereka juga mampu menyebutkan berbagai faktor penyebab dan dampak dari pernikahan usia anak ini seperti dampak psikologis, biologis, budaya, sosial, ekonomi dan pendidikan. Hal ini menjukkan bahwa setelah diadakan sosialisasi, persepsi dan pemahaman santri berubah.