Persimpangan tak bersinyal Jl.Ujung Bori - Jl.Antang Raya tergolong kompleks karena merupakan kawasan komersial pada beberapa jalur pendekat dengan volume lalu lintas yang semakin meningkat. Penelitian ini mencoba membandingkan kinerja simpang dalam kondisi eksisting dan simulasi pemberian waktu sinyal melalui data survei lalu lintas. Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting, didapatkan hasil perhitungan arus total sebesar 2376 smp / jam, nilai kapasitas 2309,84 smp / jam, derajat kejenuhan 0,97, dan tundaan 14,06 dtk/ smp yang mengarahkan kinerja simpang eksisting pada tingkat pelayanan C. Pada alternatif penyediaan lampu lalu lintas diperoleh kinerja yang lebih baik pada setiap pendekat. Pada pendekat Utara (Jl. Antang Raya) diperoleh kapasitas 1009,80 smp/ jam, derajat kejenuhan 0,82, dan tundaan 9,44 detik/smp yang akhirnya mampu meningkatkan tingkat pelayanan menjadi B. Pada pendekat Barat (Jl. Ujung Bori) nilai kapasitas (C) 1129.69 smp / jam, derajat kejenuhan 0.65, dan tundaan 6.70 detik/ smp sehingga nilai service level (B). Sementara untuk pendekat Selatan (Jl. Antang Raya) diperoleh kapasitas 1224.77 smp / jam, derajat kejenuhan 0.67 detik dan tundaan 6.96 detik/ smp sehingga diperoleh nilai service level (B). Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan manajemen simpang Jl. Ujung Bori – Jl. Antang Raya dari simpang tak bersinyal menjadi simpang bersinyal efektif dalam meningkatkan kinerja simpang.