This Author published in this journals
All Journal Jurnal Medis Umum
Albar Mulyadi, Fahreza
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kehamilan 37-38 minggu Dengan Hydrops Fetalis, Polihidramnion, Plasenta Previa Totalis. Sebuah Case Report Supratikto; Albar Mulyadi, Fahreza; Anas, Muhammad; Nursucahyo, Eko; Marlina, Uning
JurnalMU: Jurnal Medis Umum Vol 2 No 3 (2025): JurnalMU: Jurnal Medis Umum
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jmu.v2i3.28595

Abstract

Hidrops Fetalis merupakan kasus kehamilan yang langka, dimana terdapat akumulasi cairan pada ≥2 fetal compartments (seperti peritoneum, pleura, pericardium) atau edema subkutan yang parah, dengan insiden 1:1.000-3000 kehamilan (Khairudin et al., 2023; Vanaparthy et al., 2024). Pada kasus ini, seorang wanita berusia 41 tahun dengan G3P2001 Ab000 Gr 37-38 Minggu datang dengan rujukan dari poli kandungan RSUD Dr. Soegiri dengan konsulan dokter obgyn yaitu terdapat temuan hidrops fetalis, plasenta previa totalis, dan polihidramnion dari pemeriksaan. Di ruangan dilakukan pemeriksaan fisik dan ditemukan letak kepala, tinggi fundus uteri 40cm, DJJ 130x/menit, dan kesan polihidramnion. Riwayat penyakit dahulu tidak ada hipertensi, diabetes, atau penyulit ketika kelahiran sebelumnya. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap dalam batas normal. Hasil konsulan dokter obgyn yaitu pro sectio cesaria elektif setelah pemberian pematang paru. Pada kasus ini, penulis mencurigai Nonimmune Hydrops Fetalis (NIHF) karena tidak ada riwayat inkompabilitas Rh atau ABO pada kehamilan (Hall et al, 2025). Selain itu pada NHIF dapat terjadi Congenital Pulmonary Airway Malformation (CPAM), yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan vena sentral, cardiac output, dan peningkatan kompresi esofagus janin sehingga menghasilkan kondisi polihidramnion (Norton et al., 2015). Kasus ini menunjukkan kompleksitas yang tinggi sehingga perlunya pendekatan multidisiplin dan diagnosis dini untuk meningkatkan prognosis kasus-kasus seperti ini.