Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di PT. Indah Kiat Pulp & Paper akibat tekanan ekonomi dan persaingan industri telah mendorong karyawan terdampak, khususnya karyawan lokal, untuk mencari alternatif penghidupan baru. Banyak di antara mereka memilih jalur kewirausahaan dengan mendirikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menggunakan pesangon sebagai modal awal, seperti yang diilustrasikan oleh kasus Pak Widodo yang mendirikan usaha Bakso Tahu Tisha. Meskipun didorong oleh keinginan untuk mandiri secara finansial, para pelaku UMKM baru ini menghadapi tantangan signifikan, meliputi kesulitan mendapatkan bahan baku berkualitas dengan harga terjangkau, persaingan pasar yang ketat, kendala pemasaran untuk memperluas jangkauan produk, serta menjaga stabilitas keuangan dan kesehatan pribadi. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tantangan yang dihadapi UMKM yang didirikan oleh mantan karyawan pasca-PHK, dengan fokus pada studi kasus Bakso Tahu Tisha. Observasi partisipatori dilakukan dengan pendampingan usaha selama 1 tahun. Metode coaching langsung dan analisis SWOT diterapkan untuk memberi masukan sesuai permasalahan di setiap unsur SWOT. Lebih lanjut, tulisan ini menawarkan kontribusi pemikiran berupa strategi optimalisasi di bidang pemasaran dan produksi sebagai kunci fundamental untuk mengatasi kendala yang ada, meningkatkan daya saing, memperluas jangkauan pasar, dan memastikan keberlanjutan UMKM Bakso Tahu Tisha.