, Ahmadi Hasan
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PEMIKIRAN POLITIK HASAN AL-BANNA Achmad Shobirin Hasbulloh; , Ahmadi Hasan; Masyithah Umar; Nuril Khayi’in
Darussalam Vol. 25 No. 01 (2024): Darussalam : Jurnal Ilmiah Islam dan Sosial
Publisher : LP2M IAI Darussalam Martapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58791/drs.v25i01.236

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini memaparkan pemikiran politik Hassan al-Banna dan membahas pemikirannya mengenai isu-isu terpenting yang memicu perdebatan ilmiah di Mesir. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan metode deskriptif dan analisisi historis. Sejak kecil hingga lulus dari Kulliyyah Dar al-Ulum, Hasan al-Banna sangat menyukai pergerakan dakwah. Penulis meyakini bahwa perkumpulan dan kelompok yang diikuti Hasan al-Banna sangat mempengaruhi cara dan pergerakan dakwahnya, memberinya semangat kepemimpinan, dan mengembangkan kemampuan berpikir dalam dirinya untuk dapat mengabdi kepada masyarakat. Selain itu, peristiwa-peristiwa yang disaksikannya dan rasa haus masyarakat muslim untuk kembali kepada agama Allah swt. setelah tersebarnya keburukan dan kerusakan yang dibawa oleh penjajah juga menjadi penyemangat bagi Hasan al-Banna untuk melakukan dakwah dan perubahan. Hasan al-Banna mendirikan Jamaah al-Ikhwan al-Muslimin pada tahun 1928 M. Hasan al-Banna dalam akidah berpaham Asy’ari. Sedangkan dalam fikih, Hasan al-Banna bermazhab Hanafi. Menurut Hasan Al-Banna, bentuk negara yang ideal adalah khilafah. Dalam merealisasikan pandangan politiknya tentang sistem pemerintahan, Hasan al-Banna tidak menerapkannya dengan cara membabi buta. Ia memahami bahwa untuk merealisasikan pendangannya itu membutuhkan proses waktu yang panjang. Hal ini terlihat dari prinsipnya atau strateginya dengan terlebih dulu membentuk pengkaderan individu muslim, diiringi tahapan berikutnya, yakni terbentuknya keluarga muslim, lalu fase selanjutnya, yakni terbentunya negara Islam. Hingga sampai ke penghujung dan puncak perjuangan, yaitu dengan berdirinya khilafah islamiyyah. Hasan al-Banna tidak setuju terhadap konstitusi Mesir dan ingin melakukan perubahan secara total. Akan tetapi, ia kemudian menarik diri dari kritiknya terhadap konstitusi Mesir karena takut terhadap penguasa Mesir pada saat itu. Hassan al-Banna menolak demokrasi yang diserukan Barat. Hasan al-Banna menegaskan dalam risalahnya bahwa negara-negara Islam telah mengenal konsep yang lebih komprehensif daripada konsep demokrasi. Konsep tersebut dikenal dengan syura. Kata Kunci: Al-Ikwan al-Muslimun, Hasan al-Banna, Pemikiran, Politik, Siyasah