Abstract: This community service program aimed to empower the residents of Tatae Village, Duampanua District, Pinrang Regency, by training them to process banana stem waste into an economic food product called Burlok Crispy. The method employed a participatory approach involving lecturers, students, and community partners. The activities included socialization on agricultural waste management, demonstration of processing techniques, hands-on practice, and evaluation discussions on business opportunities. Monitoring was conducted through observation, questionnaires, and simple interviews to assess improvements in knowledge, skills, and motivation. The results indicated significant progress: participants’ knowledge on waste utilization increased from 35% to 85%, technical skills from 20% to 80%, and interest in entrepreneurship from 25% to 60%. Participants also recognized the product as simple, affordable, and marketable within the local community. This program not only enhanced the community’s capacity in local food diversification but also provided valuable experiential learning for students in line with the Merdeka Belajar Kampus Merdeka concept.Abstrak Kegiatan pengabdian ini bertujuan memberdayakan masyarakat Kelurahan Tatae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, melalui pelatihan pengolahan limbah batang pisang menjadi produk pangan bernilai ekonomis berupa keripik Burlok Crispy. Metode pelaksanaan menggunakan pendekatan partisipatif, melibatkan dosen, mahasiswa, dan mitra masyarakat. Tahapan kegiatan meliputi sosialisasi pentingnya pemanfaatan limbah, demonstrasi teknik pengolahan, praktik langsung oleh peserta, serta diskusi evaluasi peluang usaha. Monitoring dilakukan melalui observasi, angket, dan wawancara sederhana untuk menilai peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan minat masyarakat. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan: pengetahuan peserta tentang pemanfaatan limbah naik dari 35% menjadi 85%, keterampilan teknis dari 20% menjadi 80%, serta minat usaha dari 25% menjadi 60%. Peserta juga menilai produk keripik sederhana, mudah dibuat, dan berpotensi dipasarkan secara lokal. Program ini tidak hanya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam diversifikasi pangan berbasis potensi lokal, tetapi juga memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam pembelajaran berbasis masyarakat