Ketergantungan siswa sekolah dasar terhadap gadget telah memunculkan penurunan interaksi sosial dan keterlibatan belajar, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang menekankan pengembangan kompetensi sosial. Meskipun penelitian mengenai permainan tradisional telah dilakukan, sebagian besar kajian terdahulu berfokus pada aspek motorik dan kognitif, sehingga belum memberikan pemahaman komprehensif mengenai integrasi permainan engklek sebagai media pembelajaran kolaboratif. Penelitian ini bertujuan menganalisis peran engklek dalam memperkuat partisipasi, komunikasi, dan kerja sama siswa dalam pembelajaran IPS. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan locus di SD Baiturrohman Jember. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, angket, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis tematik untuk mengidentifikasi pola partisipasi dan dinamika interaksi siswa. Temuan penelitian menunjukkan bahwa engklek berkontribusi signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang aktif, partisipatif, dan berbasis pengalaman langsung. Selain meningkatkan motivasi dan kemandirian siswa, engklek terbukti mengurangi ketergantungan terhadap gadget serta memperkuat nilai kerja sama dan interaksi sosial. Penelitian ini menawarkan kontribusi teoretis berupa pemodelan integrasi permainan tradisional dalam kerangka pedagogis IPS, serta kontribusi praktis berupa strategi pembelajaran berbasis budaya lokal yang aplikatif dan relevan dengan kebutuhan pendidikan dasar kontemporer. The pervasive dependency of elementary school students on digital gadgets has precipitated a notable decline in social interaction and academic engagement, particularly within Social Sciences (IPS), a subject critically reliant on developing social competencies. While extant research on traditional games exists, it has predominantly emphasized motor and cognitive dimensions, thereby lacking a comprehensive examination of their integration as collaborative pedagogical tools. This qualitative descriptive study, situated at SD Baiturrohman Jember, analyzes the role of the traditional engklek (hopscotch) game in bolstering student participation, communication, and cooperation in IPS. Data gathered through observation, in-depth interviews, questionnaires, and documentation were subjected to thematic analysis, revealing that engklek significantly fosters an active, participatory, and experiential learning environment. The game not only enhanced student motivation and autonomy but also effectively mitigated gadget dependency while reinforcing cooperative values and social interaction. Consequently, this study provides a theoretical contribution by modeling the integration of traditional games into an IPS pedagogical framework and a practical contribution by offering an applicable, culturally-grounded learning strategy relevant to contemporary primary education needs.