Budaya mutu akademik yang kuat di Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat bergantung pada efektivitas kepemimpinan sekolah dan sistem kepengawasan yang suportif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan menganalisis model kolaborasi antara pengawas dan kepala sekolah melalui pendekatan Professional Learning Community (PLC) sebagai strategi untuk meningkatkan budaya mutu akademik di SMAN 1 Buntu Pane Asahan. Pendekatan PLC yang diusulkan berfokus pada lima dimensi: shared mission and vision, collective inquiry, collaborative teams, action orientation, dan results orientation. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan (Research and Development - R&D) dengan subjek kepala sekolah, pengawas, dan 20 guru inti. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan skala penilaian (pre-test dan post-test) terhadap budaya mutu akademik (fokus pada kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran) selama satu semester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Model Kolaborasi Pengawas-KS berbasis PLC menghasilkan peningkatan signifikan pada skor budaya mutu akademik (dengan rata-rata peningkatan 28% dari skor pre-test). Peningkatan paling menonjol tercatat pada dimensi collective inquiry dan collaborative teams, di mana pengawas dan kepala sekolah aktif memfasilitasi guru untuk mengidentifikasi masalah belajar siswa berbasis data dan mencari solusi bersama. Model PLC ini dinilai efektif oleh partisipan karena menciptakan ruang coaching yang terstruktur dan berkelanjutan, yang bertentangan dengan supervisi tradisional yang episodic. Penelitian ini merekomendasikan adopsi Model Kolaborasi Pengawas-KS berbasis PLC sebagai kerangka kerja resmi untuk pengembangan profesional guru berbasis sekolah di jenjang SMA.