Pembuatan kebijakan tentang cara yang efektif dalam penggunaan sumber daya air yang terbatas sehingga tidak terjadi kekurangan air pada musim kemarau yang dapat memenuhi kebutuhan air irigasi dan tidak terjadi kelebihan air pada musim hujan yang mengakibatkan air terbuang percuma tanpa adanya pemanfaatan sehingga menjadi aliran permukaan (E.S.Ningkeula, 2023). Teknik Pengumpulan Data berupa Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder. Berdasarkan sumber pengambilan data, dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer yaitu data yang di peroleh langsung dari lokasi yang di teliti melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang berupa mendepkripsikan, dan mewawancara serta dokumentasi yaitu bagaimana pengelolaan irigasi oleh petani pengguna air irigasi dan petani dalam pengelolaan irigasi dalam hal meningkatkan produtivitas di kawasan pertanian. Kondisi Usahatani di kecamatan Kepala Madan adalah pertanian lahan kering, namun demikian desa Fogi berpotensi untuk pengembangan pertanian lahan basah karena memiliki daerah dataran yang cukup luas dan memungkinkan untuk dikembangkannya system irigasi skala kecil yang airnya bersumber dari mata air Gulebafua berjarak kurang lebih 2 km dari desa Fogi. Debit Banjir Rencana saluran Q = 6,55 m3/det dengan kalah ulang 5 tahun, mampu mengairi luas areal sawa sebesar 72 Ha, dengan Kecepatan Aliran saluran sekunder V = 0,59 m/det. Debit saluran yang sudah ada Q = 1,13 m3/det lebih kecil dari debit di rencanakan untuk saluran sekunder Q = 6,55 m3/det dengan kecepatan aliran dalam saluran V = 0,43 m/det lebih kecil dari kecepatan aliran yang dianalisa V = 0,59 m/det, sehingga penampang saluran sekunder F.Kanan perlu pengembangan jaringan irigasi kedepan dengan bentuk penampang trapesium berdasarkan hasil evaluasi.