M Soinun Amrillah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR: MENINGKATKAN PEMBELAJARAN KELOMPOK ANAK SD BERDASARKAN PRINSIP KONSTRUKTIVISME. Helmi Handoko; M Soinun Amrillah; Kasinyo Harto; Irja Putra Pratama
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 04 (2025): Volume 10 No. 04 Desember 2025 Terbit
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i04.35595

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Bagaiaman Prinsip Kontruktivisme, Bagaimana peran guru sebagai fasilitator, bgaimana cara Meningkatkan pembelajaran kelompok anak sd berdasarkan prinsip kontruktivisme. Dalam penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif artinya penelitian tentang penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Teknik analisis data yang dipakai: Observasi, Wawancara dan Dokumentasi.Hasil penelitian ini memiliki tiga implikasi praktis yang perlu ditindaklanjuti oleh pihak terkait. Pertama, bagi Guru, perlu dilakukan pelatihan profesional yang intensif dan berkelanjutan yang secara spesifik fokus pada teknik scaffolding kognitif, terutama bagaimana merancang dan menggunakan pertanyaan terbuka (pemantik) untuk memandu eksplorasi siswa tanpa memberikan solusi. Kedua, bagi Sekolah (SDN 01 Jatimulyo), perlu dikembangkan pedoman standar operasional yang menekankan peran guru sebagai ''penunda jawaban'' dan ''pengelola ZPD'', serta mengintegrasikan metode evaluasi yang menilai proses scaffolding di kelas.Kedua, bagi Sekolah (SDN 01 Jatimulyo), perlu mengembangkan pedoman operasional standar yang mengharuskan peran guru sebagai ''penunda jawaban'' dan ''pengelola ZPD'', serta mengintegrasikan metode evaluasi yang menilai proses scaffolding di kelas. Ketiga, bagi Institusi Pendidikan dan Pelatihan, temuan ini menjadi masukan penting untuk merevisi kurikulum guru pelatihan, agar tidak hanya mengajarkan apa itu konstruktivisme