Katarina Yoana Uly Artha Sagala
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS KETERSEDIAAN FASILITAS UMUM TERHADAP JUMLAH PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KELURAHAN PUJIDADI, KECAMATAN BINJAI SELATAN Sahala Fransiskus Marbun; Chelsea Sarah Juniarti Siallagan; Terey Citha Siregar; Haniyah Ramadhani; Katarina Yoana Uly Artha Sagala
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 5 (2025): Oktober - November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan hubungan spasial antara ketersediaan fasilitas umum (fasum) dengan pertumbuhan penduduk di Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan, sebagai cerminan dinamika wilayah dalam kajian Geografi Regional Indonesia1111. Pertumbuhan penduduk yang pesat (mencapai 8.798 jiwa dengan kepadatan $\pm$ 6.285 jiwa/km$^2$) di Kelurahan Pujidadi belum sepenuhnya diimbangi dengan pemerataan fasilitas publik, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan pembangunan antarwilayah (disparitas spasial).Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang didukung oleh analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)3. Data spasial dan sekunder dari BPS Kota Binjai dan INA-Geoportal diolah menggunakan teknik overlay analysis, buffering, dan spatial gap analysis di ArcGIS 10.8.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola persebaran fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, dan ibadah) di Kelurahan Pujidadi cenderung mengelompok (clustered pattern), yang sejalan dengan teori Central Place Theory. Konsentrasi fasilitas ditemukan di bagian tengah hingga selatan wilayah, yang merupakan pusat aktivitas sosial dan permukiman lama. Sebaliknya, analisis buffering mengindikasikan bahwa wilayah bagian utara—yang merupakan kawasan permukiman baru—berada di luar jangkauan layanan optimal fasilitas kesehatan (lebih dari 500 meter). Jumlah fasilitas kesehatan (dua puskesmas) juga belum mencapai rasio ideal Kementerian Kesehatan (satu puskesmas per 5.000 penduduk). Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan spasial dalam distribusi pelayanan publik, di mana wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi tidak selalu memiliki fasilitas yang proporsional9. Secara regional, fenomena ini mencerminkan pola umum pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia bagian barat yang berlangsung cepat tetapi tidak merata.Penelitian ini menyimpulkan perlunya kebijakan pembangunan yang lebih terdesentralisasi, seperti penambahan fasilitas kesehatan dan pendidikan di kawasan utara Pujidadi, serta peningkatan konektivitas jalan lingkungan, dengan memanfaatkan analisis spasial berbasis SIG untuk mencapai perencanaan tata ruang yang adil dan berkelanjutan