Terey Citha Siregar
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEBARAN PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG KOTA MEDAN Christine Amelia Briggita; Mahara Sintong; Terey Citha Siregar; Risky Ansipar Hutapea; Will Bright Naibaho; Annida Akmaliyah; Syahrinal Amir Lubis
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 3 (2025): JUNI-JULI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama Kota Medan, menunjukkan laju pesat seiring dengan urbanisasi dan kebutuhan hunian. Kecamatan Medan Tembung, yang strategis dan berkembang pesat, menjadi pusat perumahan baru. Namun, tantangan seperti keterbatasan lahan dan kepadatan lalu lintas memerlukan perhatian. Pemetaan persebaran perumahan di kawasan ini penting untuk merancang kebijakan pembangunan yang efisien, ramah lingkungan, dan berorientasi pada kualitas hidup masyarakat.Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, dengan metode deskriptif kuantitatif dan pendekatan kartografis untuk memetakan persebaran perumahan. Data dikumpulkan melalui interpretasi citra satelit Google Earth dan dokumentasi sekunder. Sampel dipilih secara purposive, mencakup kompleks perumahan seperti Letda Sujono City, Krakatau Point, dan Suluh Garden. Analisis menggunakan perangkat GIS dan ArcGIS untuk menghasilkan peta distribusi perumahan.Pemetaan spasial di Medan Tembung menunjukkan persebaran perumahan mengelompok di kawasan dengan aksesibilitas tinggi, seperti Letda Sujono City dan Krakatau Point. Sebagian besar perumahan terletak dekat jalan utama dan fasilitas publik. Namun, bagian timur dan selatan masih potensial untuk dikembangkan. Perumahan di area kampus menarik mahasiswa. Pemetaan ini mendukung kebijakan tata ruang yang lebih berkelanjutan.Pemetaan spasial di Kecamatan Medan Tembung menunjukkan bahwa perumahan berkembang pesat. Namun terdapat ketimpangan penyebaran, dengan wilayah timur dan selatan masih kurang tergarap. Diperlukan kebijakan tata ruang yang adil, penyediaan infrastruktur, dan insentif bagi pengembang untuk mendukung pengembangan perumahan yang lebih merata dan berkelanjutan. Pemetaan ini dapat menjadi dasar pengambilan keputusan berbasis bukti untuk pembangunan yang lebih inklusif.
ANALISIS KETERSEDIAAN FASILITAS UMUM TERHADAP JUMLAH PERTUMBUHAN PENDUDUK DI KELURAHAN PUJIDADI, KECAMATAN BINJAI SELATAN Sahala Fransiskus Marbun; Chelsea Sarah Juniarti Siallagan; Terey Citha Siregar; Haniyah Ramadhani; Katarina Yoana Uly Artha Sagala
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 5 (2025): Oktober - November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan hubungan spasial antara ketersediaan fasilitas umum (fasum) dengan pertumbuhan penduduk di Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan, sebagai cerminan dinamika wilayah dalam kajian Geografi Regional Indonesia1111. Pertumbuhan penduduk yang pesat (mencapai 8.798 jiwa dengan kepadatan $\pm$ 6.285 jiwa/km$^2$) di Kelurahan Pujidadi belum sepenuhnya diimbangi dengan pemerataan fasilitas publik, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan pembangunan antarwilayah (disparitas spasial).Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang didukung oleh analisis spasial berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)3. Data spasial dan sekunder dari BPS Kota Binjai dan INA-Geoportal diolah menggunakan teknik overlay analysis, buffering, dan spatial gap analysis di ArcGIS 10.8.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola persebaran fasilitas umum (pendidikan, kesehatan, dan ibadah) di Kelurahan Pujidadi cenderung mengelompok (clustered pattern), yang sejalan dengan teori Central Place Theory. Konsentrasi fasilitas ditemukan di bagian tengah hingga selatan wilayah, yang merupakan pusat aktivitas sosial dan permukiman lama. Sebaliknya, analisis buffering mengindikasikan bahwa wilayah bagian utara—yang merupakan kawasan permukiman baru—berada di luar jangkauan layanan optimal fasilitas kesehatan (lebih dari 500 meter). Jumlah fasilitas kesehatan (dua puskesmas) juga belum mencapai rasio ideal Kementerian Kesehatan (satu puskesmas per 5.000 penduduk). Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan spasial dalam distribusi pelayanan publik, di mana wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi tidak selalu memiliki fasilitas yang proporsional9. Secara regional, fenomena ini mencerminkan pola umum pembangunan wilayah perkotaan di Indonesia bagian barat yang berlangsung cepat tetapi tidak merata.Penelitian ini menyimpulkan perlunya kebijakan pembangunan yang lebih terdesentralisasi, seperti penambahan fasilitas kesehatan dan pendidikan di kawasan utara Pujidadi, serta peningkatan konektivitas jalan lingkungan, dengan memanfaatkan analisis spasial berbasis SIG untuk mencapai perencanaan tata ruang yang adil dan berkelanjutan