Film pendek Beyond the Code menggambarkan keterbatasan kecerdasan buatan (AI) dalammenggantikan aspek emosional manusia yang kompleks. Dalam era dimana AI telah menjadi bagiandari kehidupan sehari-hari. Mulai dari asisten virtual hingga sistem interaksi sosial berbasis algoritma.Muncul pertanyaan mendasar mengenai apakah teknologi ini dapat benar-benar menggantikan peranmanusia dalam konteks hubungan emosional. Film ini mengisahkan seorang pria yang kehilangankekasihnya dan mencoba mengatasi rasa duka dengan menghadirkan kembali sosok tersebut dalambentuk robot AI yang dirancang menyerupai perilaku dan suara kekasihnya. Meski pada awalnyakehadiran AI tersebut memberikan kenyamanan semu, perlahan sang tokoh menyadari bahwainteraksi yang tercipta hanyalah tiruan, tanpa makna emosional yang sejati. Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis bagaimana Beyond the Code merepresentasikan perbedaan antara kecanggihanAI dan kedalaman perasaan manusia. Fokus utama terletak pada penggunaan narasi, simbolismevisual, dan karakterisasi yang menggambarkan bahwa emosi, empati, dan koneksi batin adalah halyang tidak dapat diprogramkan. Film sebagai medium visual dipilih karena kemampuannyamenyampaikan pesan kompleks secara imajinatif dan menyentuh aspek afektif penonton. Pendekatankualitatif digunakan untuk menelaah bagaimana sinematografi dan alur cerita memperkuat pesantentang pentingnya peran unik manusia dalam dunia yang semakin terdigitalisasi. Dengan demikian,penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami batas-batas teknologi serta pentingnyamenjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam membangun masa depan yang tetap berpusat pada manusia.Kata Kunci: : Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence, AI, Manusia, Rasa, Emosional, Menggantikan,Film