Perkembangan teknologi digital telah merevolusi akses dan distribusi pengetahuan, sehingga memicu perubahan signifikan dalam relasi kekuasaan di masyarakat perkotaan. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana digitalisasi memengaruhi struktur sosial, legitimasi, dan partisipasi warga di Surabaya, dengan menggunakan pendekatan sosiologis berbasis teori transformasi sosial. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan studi kasus dan analisis literatur, difokuskan pada interaksi antara aktor sosial, teknologi, dan struktur sosial lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi menciptakan pola kekuasaan yang lebih heterarkis dan multidimensional, di mana individu atau kelompok yang mampu memanfaatkan teknologi digital memperoleh pengaruh baru, sementara akses pengetahuan menjadi lebih demokratis. Fenomena ini juga memperlihatkan adanya kesenjangan digital, di mana wilayah pinggiran kota dan kelompok dengan literasi digital rendah menghadapi keterbatasan dalam partisipasi sosial dan ekonomi. Selain itu, penelitian ini menekankan pentingnya penguatan literasi digital, pengembangan infrastruktur teknologi, dan platform partisipatif untuk memastikan inklusivitas dan kualitas distribusi pengetahuan. Implikasi teoritis penelitian ini menegaskan relevansi teori transformasi sosial dalam memahami interaksi kompleks antara teknologi, aktor sosial, dan struktur masyarakat, sementara implikasi praktisnya memberikan rekomendasi bagi pemerintah, institusi pendidikan, dan komunitas lokal dalam mengelola masyarakat digital. Temuan ini diharapkan memperkaya literatur sosiologi perubahan sosial sekaligus memberikan arahan strategis bagi pengembangan masyarakat digital yang inklusif di Surabaya