Sumatera Barat merupakan wilayah rawan gempa, sehingga bangunan bertingkat seperti mal perlu mempertimbangkan karakteristik Kelas Situs untuk menjamin keamanan. Penelitian ini membandingkan efisiensi struktur mal 7 lantai pada dua lokasi dengan Kelas Situs berbeda, yaitu tanah lunak (SE) di Padang Pariaman dan tanah sedang (SD) di Pauh. Struktur yang dianalisis adalah beton bertulang dengan sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), dimodelkan menggunakan ETABS berdasarkan data SPT dan beban gempa sesuai standar Indonesia (SNI). Elemen struktur (kolom, balok, pelat) dirancang dalam beberapa tipe untuk mengoptimalkan dimensi dan penulangan. Analisis mencakup partisipasi massa efektif, spektrum respons desain, dan simpangan (drift), dilanjutkan dengan evaluasi optimasi material melalui perubahan volume beton dan jumlah tulangan longitudinal serta transversal. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kelas Situs memengaruhi nilai koefisien gempa (Cs), di mana Cs lebih tinggi pada tanah lunak. Efisiensi struktur dicapai melalui pengurangan dimensi elemen, terutama pada kolom dan balok penahan beban lateral. Volume beton kolom berkurang 16%, tulangan longitudinal 13,33%, dan transversal 25,82%. Pada balok, pengurangan terbesar terjadi, yakni 17,65% untuk beton dan 44,07% pada tulangan transversal. Lokasi dengan Kelas Situs SD memungkinkan optimasi lebih besar karena beban gempa lebih rendah. Pemilihan Kelas Situs yang tepat dan penyesuaian elemen struktur terbukti meningkatkan efisiensi material tanpa mengurangi kekuatan. Variasi zonasi dan tipe elemen disarankan untuk optimasi lanjutan. Studi ini membuktikan bahwa efisiensi dapat dicapai baik dalam volume beton maupun tulangan, memberikan wawasan penting dalam perencanaan struktur.