Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor Risiko Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB-MDR) Mohammad Syahrezki
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 2 No. 4 (2015): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. TB masih merupakan masalah global kesehatan. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi kedua yang menyebabkan kematian diseluruh dunia setelah penyakit Human Immunno Deficiency Virus (HIV). Estimasi terakhir pada tahun 2013 terdapat 9 juta kasus baru TB dan 1,5 juta kematian yang diakibatkan TB. Prevalensi penduduk Indonesia yang didiagnosis TB oleh tenagakesehatan tahun 2013 adalah 0.4 persen. Dari seluruh penduduk yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan, hanya 44.4% diobati dengan obat program. Multi Drug Resistant (TB-MDR) merupakan masalah terbesar dalam pencegahan dan pemberantasan TB dunia. TB-MDR adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberkulosis yang resisten minimal terhadap rifampisin dan isoniazid. Indonesia berada di peringkat 8 dari 27 negara dengan TB-MDR terbanyak di dunia. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya TB-MDR antara lain faktor dokter, pasien, obat, dan program nasional TB. [J Agromed Unila 2015; 2(4):413-418]Kata kunci: tuberkulosis, resistensi obat, TB-MDR, faktor risiko
Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Manggis terhadap Gambaran Histopatologis Hepar Tikus Putih (Rattus Norvegicus L) Galur Sprague Dawley yang Diberi Paparan Elektromagnetik Handphone Mohammad Syahrezki; Anggraeni Janar Wulan; Ade Yonata; Tri Umiana Soleha
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan penggunaan handphone mengakibatkan tingginya radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat meningkatkan kadar radikal bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat mempengaruhi struktur organ hepar. Xanthone dalam kulit manggis (Garcinia mangostana L) merupakan zat antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanol kulit manggis terhadap perbaikan gambaran histopatologis hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang diberi paparan elektromagnetik handphone. Penelitian merupakan penelitian analitik eksperimental dengan pendekatan Post Test Only Control Group. Sampel menggunakan 33 tikus putih galur Sprague dawley dengan berat badan 200-300 gram yang dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu kontrol 1 (K1) tikus yang tidak diberikan perlakuan, kontrol 2 (K2) diberikan NaCl 0,9% dan paparan gelombang elektromagnetik handphone, pada kelompok perlakuan (P1), (P2), dan (P3) diberikan ekstrak etanol kulit manggis dengan dosis bertingkat 50, 100, 200 mg/kgBB dan dilakukan paparan gelombang elektromagnetik handphone selama 3 jam/28 hari. Hasil penelitian ini didapatkan rerata tingkat kerusakan sel hepatosit yang mengalami degenerasi bengkak keruh pada K1=0, K2=1,6, P1=7,5, P2=8,5 , P3=2. Pada uji Kruskall Wallis (p<0,005) didapatkan paling tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari tingkat kerusakan hepatosit yang mengalami degenerasi bengkak keruh antar dua kelompok p=0,001. Dalam uji Mann Whitney tidak didapatkan perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif (K2) dengan kelompok perlakuan (P3). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana L.) tidak dapat mempengaruhi gambaran histopatologi hepar tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley yang dipapari gelombang elektromagnetik handphone.Kata kunci: gelombang elektromagnetik, hepar, xanthone