Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pencegahan Noise Induced Hearing Loss pada Pekerja Akibat Kebisingan Diana Mayasari; Rifda Khairunnisa
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gangguan pendengaran akibat bising (Noise Induced Hearing Loss/NIHL) adalah penurunan pendengaran atau tuli akibat bising yang melebihi nilai ambang batas dengar (NAB) dilingkungan kerja. Dampak dari gangguan ini adalah kurangnya konsentrasi, kelelahan, sakit kepala, gangguan tidur, hingga berdampak kepada kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi pelaku industri maupun pekerja memahami tentang NIHL sehingga dapat melakukan upaya pencegahan dan rehabilitasi untuk mengatasi permasalahan ini. Faktor resiko yang berpengaruh pada derajat parahnya ketulian ialah intesitas bising, frekuensi, lama pajanan perhari, masa kerja, kepekaan individu, umur dan faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian berdasarkan hal tersebut dapat dimengerti bahwa jumlah pajanan energi bising yang diterima akan sebanding dengan kerusakan yang didapat. Secara umum NIHL memang tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah dan dilakukan rehabilitasi. Pencegahan dapat dilaksanakan dengan cara penerapan hearing conservation program (HCP) yaitu dengan prosedur pengukuran kebisingan, pengendalian kebisingan, pengukuran audiometri berkala, perlindungan pendengaran, pendidikan pekerja, pencatatan dan evaluasi. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hearing conservation program adalah sebagai pedoman untuk mendiagnosis hearing loss, pencegahan terhadap dampak perburukan akan terpapar kebisingan.Kata kunci: faktor resiko, hearing conservation program, noise Induced hearing loss, pencegahan
Identifikasi dan Uji Resistensi Staphylococcus aureus pada Ulkus Diabetik di Instalasi Penyakit Dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rifda Khairunnisa; Tri Umiana Soleha; Muhammad Ricky Ramadhian
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 7 No. 1 (2020): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang menyebabkan kerusakan jaringan disertai abses bernanah. Ulkus diabetik merupakan suatu ulserasi kronis pada kaki pasien diabetes melitus. Ulkus diabetik banyak disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas spp. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya S. aureus pada pasien diabetes melitus yang mempunyai ulkus diabetik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan metode non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling dan alat ukur menggunakan nutrient broth. Hasil penelitian diuji dengan SPSS. Penelitian dilakukan terhadap 21 responden dengan 14 (66,7%) pasien positif S. aureus dan 7 (33,3%) pasien tidak terdapat S. aureus. Pola kepekaan antibiotik amoksisilin 92,9% resisten dengan 7,1% intermediate terhadap bakteri S. aureus, vankomisin 57,1% resisten dengan 42,9% sensitif, sefotaksim 50% resisten dengan 21,4% sensitif dan 28,6% intermediate serta sefoksitin memiliki tingkat resisten sebesar 42,9% dengan 57,1% sensitif terhadap S. aureus. Antibiotik yang paling sensitif adalah sefoksitin dan antibiotik yang paling resisten adalah amoksisilin.Kata kunci: Antibiotik, diabetes melitus, ulkus diabetikum.