Latar Belakang:Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang, tingginya paparan penyakit infeksi, serta praktik pemberian makan yang tidak optimal. Indonesia masih menghadapi beban stunting yang cukup besar, termasuk di Kota Makassar, sehingga diperlukan pemahaman komprehensif mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stunting, terutama pada periode kritis 1000 HPK. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara naratif berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting, meliputi pemberian ASI, kualitas dan waktu pemberian MP-ASI, riwayat penyakit ibu dan anak, serta status imunisasi dasar. Metode: Penelitian menggunakan metode narrative review dengan telaah literatur dari Google Scholar, PubMed, Elsevier, dan NCBI. Pemilihan literatur mengikuti kriteria inklusi tahun publikasi 2019–2025 (textbook 2015–2025) dan menghasilkan 41 artikel yang dianalisis secara kualitatif. Data diringkas dalam tabel deskriptif dan disintesis untuk menghasilkan kesimpulan tematik. Hasil: Hasil review menunjukkan bahwa ASI eksklusif berperan protektif terhadap stunting, dengan beberapa studi menemukan hubungan signifikan (p < 0,05). MP-ASI yang bergizi dan tepat waktu juga berkaitan dengan risiko stunting yang lebih rendah. Riwayat penyakit infeksi—seperti diare dan ISPA—dalam banyak studi menunjukkan hubungan signifikan dengan stunting, meskipun tidak konsisten di semua lokasi. Faktor maternal, termasuk status gizi ibu dan usia kehamilan berisiko, turut meningkatkan kemungkinan terjadinya stunting. Status imunisasi dasar menunjukkan hasil bervariasi: beberapa studi tidak menemukan hubungan langsung, tetapi ada bukti efek tidak langsung melalui pencegahan infeksi. Kesimpulan: Pemberian ASI eksklusif, kualitas MP-ASI, pencegahan infeksi, serta kesehatan ibu selama kehamilan merupakan faktor kunci dalam pencegahan stunting. Intervensi integratif berbasis data lokal sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi stunting secara efektif.