Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Cytotoxicity Test of Green Betel Leaf Ethanol Extract (Piper Betle L.) Using Shrimp Larvae (Artemia Salina L.) Using The Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Method Ismail, Mardhiyah Adawiyah; Vitayani, Sri; Nur Aulia Amir; Yusriani Mangarengi; Marzelina Karim; Galagher, Mahry
International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP) Vol. 5 No. 1 (2025): February 2025 (Indonesia - Turkey - Malaysia - Australia - Iran)
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijhp.v5i1.407

Abstract

The Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method is a preliminary method for screening anticancer compounds by looking at the cytotoxic effect of a sample that will be tested on Artemia salina shrimp larvae. This study aims to evaluate the cytotoxic effect of ethanol extract of green betel leaves (Piper betle L.) on Artemia salina Leach larvae using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. Extraction was carried out by maceration method using 96% ethanol, and phytochemical screening to show the presence of secondary metabolite on green betel leef. Cytotoxicity tests were carried out at five extract concentrations (concentrations of 50 ppm, 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm, and 750 ppm). Based on the results of the research carried out, it can be concluded that the results show that the percentage of larvae deaths ranges from 30-80% and the highest mortality was obtained at a concentration of 750 ppm with a total of 26 larval deaths, this death was in line with the increase in concentration. The Lethal Concentration (LC50) value obtained was 121.3317 ppm. In conclusion, green betel leaf extract contains secondary metabolite compounds which cause cytotoxic effects on Artemia salina Leach shrimp larvae with a mortality percentage of 30-80% and the LC50 value is 121.3317 ppm.
Laporan Kasus: Analisis Kasus Diare Akut dalam Perspektif Medis, Bioetik dan Islam Andini Marccela; Marzelina Karim
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 4 No. 10 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v4i10.503

Abstract

Diare didefinisikan sebagai defekasi dari tiga atau lebih tinja lembek atau cair per hari, atau frekuensi lebih dari normal. Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme meliputi bakteri, virus, parasit, serta protozoa, dan penularannya secara fekal-oral. Dalam kaidah dasar bioetik diketahui terdapat 4 aspek, yaitu: Beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice. Dalam perspektif islam yaitu surah Surat An-Anfal ayat 11, surah al- A’raf ayat 85. Laporan kasus ini adalah anak laki laki 2 tahun 4 bulan, datang ke Poli Anak RSUD Ibnu Sina Makassar dengan keluhan keluhan BAB encer yang dialami sejak 3 hari SMRS. Pemeriksaan fisik didapatkan sakit berat, gizi buruk, kesadaran composmentis, berat badan 8 kg, panjang badan 85 cm, tanda tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg dan suhu 37,9oC. Status generalis tampak mata cekung, anemis, rinore, peristaltik (+) kesan meningkat. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan sel darah putih 11.100/Ul, neutrophil 8.3/mcL. Untuk itu pasien di diagnosis diare akut. Untuk tatalaksana pada pasien, dilakukan tindakan cairan dan farmakologi. Dalam perspektif kaidah dasar bioetik autonomy dan Beneficence. Kesimpulan dari kasus ini bahwa seorang anak laki laki dengan diare akut, dilakukan tindakan sesuai indikasi medis, memenuhi kaidah dasar bioetik dan etika klinik.
Identifikasi Bakteri pada Peralatan Medis Sebelum dan Sesudah Operasi Bersih di RS Ibnu Sina Ramadhan, M Arladen; Yusriani Mangarengi; Dian Fahmi Utami; Berry Erida Hasbi; Marzelina Karim
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 1 (2025): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i1.532

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan salah satu masalah serius di rumah sakit, terutama di ruang operasi yang memiliki risiko tinggi terhadap kontaminasi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang terdapat pada peralatan medis sebelum dan sesudah pelaksanaan operasi bersih di ruang operasi Rumah Sakit Pendidikan Ibnu Sina YW UMI Makassar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif laboratorik dengan pendekatan makroskopis dan mikroskopis. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode usap pada peralatan medis utama (gunting, pinset, dan needle holder) sebelum dan sesudah operasi. Sampel kemudian dianalisis melalui isolasi, pewarnaan Gram, dan uji biokimia untuk identifikasi bakteri. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan bakteri pada peralatan medis sebelum dan sesudah operasi. Beberapa spesies bakteri teridentifikasi, termasuk Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella sp., dan Bacillus subtilis. Peningkatan kontaminasi bakteri setelah operasi menggarisbawahi perlunya sterilisasi yang lebih efektif untuk mencegah infeksi nosokomial. Penelitian ini menyoroti risiko kontaminasi bakteri di ruang operasi dan pentingnya protokol sterilisasi yang lebih ketat demi keselamatan pasien.
Literature Review: Hubungan Riwayat Kelahiran dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia Balita Adeka, Adeka Wulandari; Shofiyah Latief; Marzelina Karim; Sidrah Darma; Susdiaman
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 5 No. 2 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v5i2.553

Abstract

Stunting adalah masalah kesehatan global yang berdampak jangka panjang pada pertumbuhan fisik dan kognitif anak. Salah satu faktor penyebab utamanya adalah kondisi kelahiran, seperti berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, usia ibu saat hamil, dan jarak kelahiran. Di Indonesia, prevalensi stunting masih tinggi, yaitu 35% pada tahun 2023, menunjukkan perlunya upaya serius dalam pencegahannya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dengan pendekatan narrative review . Sumber data diperoleh dari berbagai jurnal ilmiah dengan rentang waktu 10 tahun terakhir (2015-2025) yang membahas hubungan antara faktor kelahiran dan kejadian stunting pada balita. Hasil: Dari 20 jurnal yang ditelaah, ditemukan bahwa BBLR, prematuritas, usia ibu saat hamil, dan jarak kelahiran memiliki pengaruh signifikan terhadap risiko stunting. Selain itu, gizi ibu selama kehamilan dan pemberian ASI eksklusif juga terbukti berperan penting dalam menurunkan angka stunting. Kesimpulan: Faktor kelahiran merupakan salah satu determinan penting dalam kejadian stunting. Intervensi dini seperti pemantauan gizi ibu dan dukungan terhadap ASI eksklusif sangat penting untuk menurunkan prevalensi stunting. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menggali faktor lain dan menyusun strategi penanganan yang lebih efektif.
Effect of Bandotan (Ageratum conyzoides Linn) leaf extract and wild honey provision on cut wound healing in mice Vivi Chairun Nisa; Syamsu Rijal; Marzelina Karim; Rachmat Faisal Syamsu; Dzul Ikram
International Journal of Health Science and Technology Vol. 6 No. 3 (2025): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/ijhst.v6i3.3963

Abstract

Cuts are a common form of injury caused by trauma from sharp objects such as knives, razor blades, or other sharp objects. In Indonesia, traditional wound treatment is still widely used, one of which is by using Bandotan leaves (Ageratum conyzoides Linn), which is known to have the ability to stop bleeding and accelerate wound healing. In addition, wild honey from Apis dorsata bees also contains various active compounds that can be significant for the wound healing process. Data from Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar - Basic Health Research) showed that the prevalence of cut/slash/stab wound cases in South Sulawesi in 2018 reached 27.76%, so an effective and natural alternative treatment is needed. This study aims to determine the content of phytochemical compounds in Bandotan leaf extract and wild honey; and compare their effectiveness on cut healing in mice (Mus musculus), both macroscopically and histologically. This study employed a quantitative experimental method with a Pretest-Posttest Control Group Design. The results show that Bandotan leaf extract contains alkaloids, flavonoids, steroids, and saponins; while wild honey contains flavonoids and saponins. Macroscopically, wild honey is more effective in accelerating wound healing than the other groups. However, microscopically, the Bandotan leaf group shows higher epidermal thickness. Complete re-epithelialization occurs in all groups, while keratinization does not only occur in the negative control group. In conclusion, wild honey is more clinically effective in accelerating wound healing, while Bandotan leaves show potential for tissue regeneration based on histology.
Literature Review : Isolation and Identification of Bacteria in Children with Respiratory Infections Wardatul Jannah; Yusriani Mangarengi; Nurhikmawati; Yani Sodiqah; Marzelina Karim
International Journal of Health Engineering and Technology Vol. 4 No. 4 (2025): IJHET NOVEMBER 2025
Publisher : CV. AFDIFAL MAJU BERKAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Acute Respiratory Tract Infection (ARI) is one of the most common diseases and a leading cause of death in toddlers in Indonesia. This disease can be caused by bacteria, viruses, fungi, or aspiration. Objective: This study aims to determine the types of bacteria present in children with ARI and the most common bacteria found in children with ARI. Method: The study used a literature review with a narrative review design, where the research process started from searching in database search engines: Pubmed, NCBI, Google Scholar, then sorted related to the title of Isolation and Identification of ISPA bacteria in children in 2017-2025, The search results yielded 904 journals. The journals were re-selected based on the standard isolation method and PCR (Polymerase Chain Reaction) with keywords acute respiratory tract infection, ISPA children, ISPA bacteria children, yielding 60 journals. The next selection looked at the entire text containing tables and graphs, yielding 32 journals. Then, they were re-selected by looking at their suitability in the field of microbiology, yielding 8 journals. Results: The results of the study showed that various types of bacteria were successfully identified as the cause of ARI in children, including Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Moraxella catarrhalis, Bacillus sp., and Sphingomonas paucimobilis. Most studies reported that Gram-positive bacteria were more dominant, with Streptococcus pneumoniae and Staphylococcus aureus as the most common species, although Gram-negative bacteria such as Klebsiella pneumoniae and Pseudomonas aeruginosa were also found, especially in cases of severe ARI. Conclusion: This study shows that acute respiratory infections (ARI) in children are caused by various bacteria, predominantly Gram-positive. Streptococcus pneumoniae and Staphylococcus aureus are the most frequently found bacteria, while Klebsiella pneumoniae and Pseudomonas aeruginosa play a significant role in more severe cases.
Narrative Review : Hubungan Lama Pemberian ASI, MPASI, Riwayat Penyakit Ibu Dan Anak, Imunisasi Dasar Terhadap Kejadian Stunting Dafa Rizki; Shofiyah Latief; Marzelina Karim; Sidrah Darma; Abdi Dwiyanto
The Indonesian Journal of General Medicine Vol. 19 No. 1 (2025): The Indonesian Journal of General Medicine
Publisher : International Medical Journal Corp. Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70070/dkytzv05

Abstract

Latar Belakang:Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang, tingginya paparan penyakit infeksi, serta praktik pemberian makan yang tidak optimal. Indonesia masih menghadapi beban stunting yang cukup besar, termasuk di Kota Makassar, sehingga diperlukan pemahaman komprehensif mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stunting, terutama pada periode kritis 1000 HPK. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara naratif berbagai faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting, meliputi pemberian ASI, kualitas dan waktu pemberian MP-ASI, riwayat penyakit ibu dan anak, serta status imunisasi dasar. Metode: Penelitian menggunakan metode narrative review dengan telaah literatur dari Google Scholar, PubMed, Elsevier, dan NCBI. Pemilihan literatur mengikuti kriteria inklusi tahun publikasi 2019–2025 (textbook 2015–2025) dan menghasilkan 41 artikel yang dianalisis secara kualitatif. Data diringkas dalam tabel deskriptif dan disintesis untuk menghasilkan kesimpulan tematik. Hasil: Hasil review menunjukkan bahwa ASI eksklusif berperan protektif terhadap stunting, dengan beberapa studi menemukan hubungan signifikan (p < 0,05). MP-ASI yang bergizi dan tepat waktu juga berkaitan dengan risiko stunting yang lebih rendah. Riwayat penyakit infeksi—seperti diare dan ISPA—dalam banyak studi menunjukkan hubungan signifikan dengan stunting, meskipun tidak konsisten di semua lokasi. Faktor maternal, termasuk status gizi ibu dan usia kehamilan berisiko, turut meningkatkan kemungkinan terjadinya stunting. Status imunisasi dasar menunjukkan hasil bervariasi: beberapa studi tidak menemukan hubungan langsung, tetapi ada bukti efek tidak langsung melalui pencegahan infeksi. Kesimpulan: Pemberian ASI eksklusif, kualitas MP-ASI, pencegahan infeksi, serta kesehatan ibu selama kehamilan merupakan faktor kunci dalam pencegahan stunting. Intervensi integratif berbasis data lokal sangat diperlukan untuk menurunkan prevalensi stunting secara efektif.
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN MINYAK ZAITUN DAN AIR REBUSAN KAYU MANIS TERHADAP MENCIT HIPERGLIKEMIK Aqilah Muharrati Bausat; Mochammad Erwin Rachman; Nur Aulia; Sri Juliyani; Marzelina Karim
Medika Alkhairaat: Jurnal Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Vol 7 No 03 (2025): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/ma.v7i03.358

Abstract

ABSTRAK Diabetes melitus merupakan penyakit kronis dengan prevalensi tinggi di Indonesia dan dunia, ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat gangguan produksi maupun penggunaan insulin. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kadar glukosa darah, termasuk pemanfaatan bahan alami seperti minyak zaitun (Olea europaea oil) dan kayu manis (Cinnamomum burmannii) yang diketahui memiliki kandungan bioaktif dengan efek hipoglikemik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas pemberian minyak zaitun, air rebusan kayu manis, serta kombinasi keduanya terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit (Mus musculus) yang diinduksi aloksan. Desain penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan pretest–posttest control group design pada 24 ekor mencit jantan yang dibagi dalam empat kelompok, masing-masing terdiri dari enam ekor. Data dianalisis menggunakan uji One-Way ANOVA dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak zaitun, air rebusan kayu manis, maupun kombinasi keduanya berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit hiperglikemik (p<0,001). Kelompok kombinasi menunjukkan kecenderungan memberikan penurunan yang lebih besar dibandingkan terapi tunggal, meskipun perbedaan antarperlakuan tidak bermakna. Dengan demikian, minyak zaitun dan kayu manis, baik secara tunggal maupun kombinasi, berpotensi menjadi alternatif terapi alami untuk menurunkan kadar glukosa darah, meskipun penelitian lanjutan pada manusia diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan penggunaannya. ABSTRACT Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease with a high prevalence worldwide and in Indonesia, characterized by elevated blood glucose levels due to impaired insulin secretion or utilization. Various therapeutic approaches have been developed to reduce blood glucose levels, including the use of natural products such as olive oil (Olea europaea oil) and cinnamon (Cinnamomum burmannii), which contain bioactive compounds with hypoglycemic effects. This study aimed to compare the effectiveness of olive oil, cinnamon decoction, and their combination in reducing blood glucose levels in alloxan-induced hyperglycemic mice (Mus musculus). An experimental study with a pretest–posttest control group design was conducted using 24 male mice divided into four groups, each consisting of six subjects. Blood glucose levels were measured before and after treatment, and data were analyzed using One-Way ANOVA followed by Post Hoc Tukey HSD test. The results showed that olive oil, cinnamon decoction, and their combination significantly reduced blood glucose levels in hyperglycemic mice (p<0.001). The combination group demonstrated a greater tendency to reduce glucose levels compared to single treatments, although the difference was not statistically significant. In conclusion, olive oil and cinnamon, either alone or in combination, have potential as natural alternatives for reducing blood glucose levels, but further studies in humans are required to confirm their effectiveness and safety.