Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika hubungan antara gaya kepemimpinan dan feedback seeking orientation pada karyawan Generasi Z dalam konteks adaptasi kerja modern. Transformasi lingkungan kerja yang ditandai dengan digitalisasi, fleksibilitas, dan perubahan ekspektasi karyawan menuntut pemahaman baru tentang bagaimana kepemimpinan mempengaruhi perilaku pencarian umpan balik. Penelitian menggunakan desain korelasional dengan melibatkan 175 karyawan Generasi Z yang bekerja di berbagai sektor industri. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria responden lahir tahun 1997-2012 dan memiliki atasan langsung. Instrumen penelitian menggunakan Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) untuk mengukur persepsi terhadap gaya kepemimpinan (45 item, α = 0,92) dan Feedback Orientation Scale (FOS) untuk mengukur feedback seeking orientation (20 item, α = 0,89) yang terdiri dari empat dimensi: utility, accountability, social awareness, dan self-efficacy. Data dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson setelah memenuhi uji asumsi normalitas dan linearitas. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan dengan feedback seeking orientation pada karyawan Generasi Z (r = 0,562; p < 0,001) dengan kategori kekuatan hubungan sedang menuju kuat. Gaya kepemimpinan memberikan kontribusi sebesar 31,6% terhadap feedback seeking orientation. Analisis per dimensi menunjukkan self-efficacy memiliki korelasi tertinggi (r = 0,578), diikuti utility (r = 0,524), social awareness (r = 0,513), dan accountability (r = 0,487). Implikasi penelitian ini merekomendasikan organisasi untuk mengembangkan praktik kepemimpinan yang adaptif terhadap karakteristik Generasi Z, memanfaatkan teknologi untuk memfasilitasi komunikasi umpan balik, serta menciptakan budaya organisasi yang mendorong pembelajaran berkelanjutan dalam menghadapi dinamika kerja modern.