This study explores Denmark’s shift in foreign policy, specifically its transition from a strict Zero Asylum policy to a more open approach toward Ukrainian refugees. Using Eidenfalk’s Foreign Policy Change Theory, the study examines the domestic and international factors that contributed to this policy change. The theory helps explain how both internal political pressures and external forces shaped Denmark's response. The research takes a qualitative approach, analyzing secondary data from sources like government documents, media coverage, and scholarly articles. Through qualitative content analysis, key themes were identified to understand how Denmark’s policy evolved. The findings show that domestically, strong public support for Ukrainian refugees, media narratives framing them as fellow Europeans, and political pressure all played significant roles in the shift. Internationally, factors like the global refugee crisis, EU pressure to adopt the Temporary Protection Directive (TPD), and Denmark’s relationship with Ukraine also influenced the change. The 2022 Russia-Ukraine war catalyzed this shift. In conclusion, the study reveals that Denmark’s foreign policy change was driven by a mix of domestic public opinion and international pressures, highlighting how both local and global factors interact to shape national refugee policies. This research sheds light on the broader dynamics behind foreign policy changes in times of crisis.Penelitian ini mengkaji pergeseran kebijakan luar negeri Denmark, khususnya transisi dari kebijakan Zero Asylum yang ketat menuju pendekatan yang lebih terbuka terhadap pengungsi Ukraina. Dengan menggunakan Teori Perubahan Kebijakan Luar Negeri Eidenfalk, penelitian ini menjelaskan faktor-faktor domestik dan internasional yang berkontribusi pada perubahan kebijakan ini. Teori ini membantu menjelaskan bagaimana tekanan politik internal dan faktor eksternal membentuk respons Denmark. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menganalisis data sekunder dari dokumen pemerintah, pemberitaan media, dan artikel ilmiah. Melalui analisis konten kualitatif, tema-tema utama diidentifikasi untuk memahami bagaimana kebijakan Denmark berkembang. Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara domestik, dukungan publik yang kuat terhadap pengungsi Ukraina, narasi media yang menggambarkan mereka sebagai sesama orang Eropa, dan tekanan politik memainkan peran penting dalam pergeseran ini. Secara internasional, faktor-faktor seperti krisis pengungsi global, tekanan Uni Eropa untuk mengadopsi Temporary Protection Directive (TPD), dan hubungan bilateral Denmark dengan Ukraina juga memengaruhi perubahan kebijakan ini. Perang Rusia-Ukraina pada 2022 menjadi katalisator utama bagi pergeseran tersebut. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan kebijakan luar negeri Denmark didorong oleh kombinasi opini publik domestik dan tekanan internasional, yang menyoroti bagaimana faktor lokal dan global saling berinteraksi dalam membentuk kebijakan nasional terkait pengungsi. Penelitian ini memberikan wawasan tentang dinamika di balik perubahan kebijakan luar negeri di masa krisis.