Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Karuwisi Kota Makassar Lisa Febrianti; Tutik Agustin; Fatma Jama; Suci Hardianti Suharto Putri
Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya Vol. 31 No. 2 (2025): Paradigma: Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial Budaya
Publisher : Universitas Insan Budi Utomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33503/paradigma.v31i2.2353

Abstract

Hipertensi merupakan tekanan di dalam pembuluh darah melebihi 140 mmHg (sisitolik) dan 90 mmHg (diastolik) pada dua kali pengukuran atau lebih. Hipertensi menimbulkan risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik dan diastolik meningkat. Penatalaksanaan non-farmakologis dapat dilakukan dengan mempertahankan berat badan ideal, mengurangi asupan natrium (sodium), batasi konsumsi alkohol, menghindari merokok, penurunan stres, dan terapi. Terapi nonfarmakologi juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik relaksasi napas dalam. Relaksasi napas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri, meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah. Tujuan: menggambarkan penerapan teknik relaksasi napas dalam untuk penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas karuwisi Metode: menggunakan desain studi kasus. Subyek penerapan adalah 1 orang pasien yang menderita hipertensi. Hasil: Hasil pengukuran tekanan darah sebelum dilakukan penerapan relaksasi napas dalam, subyek menderita hipertensi derajat I dengan tekanan darah 170/95 mmHg. Hasil pengukuran setelah dilakukan penerapan relaksasi napas dalam terjadi penurunan tekanan darah pada Tn. Z. Rata-rata tekanan darah sistolik berada pada 148 mm Hg dan rata-rata tekanan darah diastolik 83 mmHg (Hipertensi derajat I). Kesimpulan: Penerapan teknik relaksasi napas dalam mampu menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Keluarga klien agar menggunakan penanganan non farmakologi sehingga tidak bergantung pada pemberian diuretik sebagai penyerta pengobatan hipertensi