Mochammad Daffa Putra Anggrianto
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Sarana Prasarana dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VI Terhadap Hasil Belajar IPAS Vina Inayatul Matin; Saepur Rijal; Kholifah Dwi Dianti; Mochammad Daffa Putra Anggrianto
Indonesian Journal of Education and Learning Vol. 9 No. 1 (2025): Oktober 2025
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/ijel.v9i1.3306

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris seberapa besar pengaruh parsial dan simultan antara sarana prasarana dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPAS pada 37 siswa kelas VI A SDN Babakan 02 Tangerang Selatan. Latar belakang penelitian ini didasari oleh adanya permasalahan utama, yaitu kurangnya ketersediaan alat peraga IPAS dan rendahnya tingkat kemandirian belajar siswa, yang keduanya menghambat efektivitas pembelajaran berbasis eksperimen. Menggunakan pendekatan kuantitatif jenis asosiatif dengan teknik saturated sampling (sampel jenuh), data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linear berganda (uji-t, uji-F, dan koefisien determinasi) dengan program SPSS. Hasil utama menunjukkan bahwa secara parsial, baik Sarana Prasarana (Sig = 0,040 < 0,05) maupun Kemandirian Belajar (Sig = 0,010 < 0,05) terbukti memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPAS, yang mana temuan kemandirian belajar konsisten dengan Teori Self-Regulated Learning (SRL). Hasil terpenting adalah secara simultan, kedua variabel ini memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPAS (Fhitung = 4,506 dengan Sig = 0,018 < 0,05). Temuan ini didukung oleh Teori Kognitif Sosial dan menyimpulkan bahwa capaian akademik IPAS yang optimal adalah hasil dari sinergi antara dukungan lingkungan (Sarana Prasarana) dan kontrol diri individu (Kemandirian Belajar). Implikasinya, penelitian merekomendasikan strategi intervensi ganda terpadu: investasi fasilitas harus diimbangi dengan penanaman keterampilan regulasi diri dan metakognitif yang eksplisit.