Common cold merupakan infeksi ringan saluran pernapasan atas yang sering ditangani melalui swamedikasi. Swamedikasi merupakan tindakan perawatan mandiri tanpa resep dokter. Common cold bisa diatasi dengan swamedikasi namun perilaku swamedikasi seringkali tidak didasari pengetahuan yang memadai, sehingga menyebabkan penggunaan obat yang tidak rasional. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pengetahuan terhadap rasionalitas swamedikasi dan mengidentifikasi dasar pengetahuan yang digunakan masyarakat dalam memilih obat untuk swamedikasi common cold di Kelurahan Sukolilo Baru. Penelitian menggunakan desain survei cross sectional dengan metode kuantitatif analitik. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan secara langsung dan dianalisis dengan uji Spearman. Survei diikuti oleh 110 responden berusia 17-65 tahun yang pernah melakukan swamedikasi common cold. Hasil menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki profil pengetahuan tinggi, namun pemahaman terhadap terapi farmakologi tergolong sedang, terutama dalam penggunaan antibiotik (72,73%) dan vitamin C (48,18%). Rasionalitas penggunaan obat swamedikasi common cold menunjukkan rasionalitas yang tinggi. Namun, indikator tepat tindak lanjut dalam kesadaran berkonsultasi dokter (48,18%) dan waspada efek samping (50%) tergolong rendah. Uji spearman menunjukkan nilai p>0.05 antara profil pengetahuan dan rasionalitas swamedikasi common cold. Hal ini mengindikasikan bahwa profil pengetahuan masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap rasionalitas mereka dalam menggunakan obat untuk swamedikasi common cold di Kelurahan Sukolilo Baru.