Manajemen kurikulum di sekolah luar biasa (SLB) sering menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan tuntutan birokrasi yang kaku dengan kebutuhan akan metode pengajaran yang fleksibel dan adaptif untuk secara efektif meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana manajemen kurikulum diterapkan di SLB Tuna Rungu Wicara dan Tuna Grahita Bina Insan Mandiri Mojolaban guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik berkebutuhan khusus. Penelitian menggunakan desain studi kasus eksplanatori kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam bersama kepala sekolah, dan pengembang kurikulum, dikombinasikan dengan observasi partisipatif terhadap kegiatan kelas serta analisis dokumen terkait, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan laporan evaluasi, untuk memperoleh data komprehensif mengenai praktik dan tantangan yang dihadapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kurikulum mencakup perencanaan kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam, pelaksanaan terdiferensiasi melalui penggunaan media pembelajaran konkret dan multisensorik untuk mengembangkan keterampilan hidup dan kompetensi praktis, serta proses evaluasi bertingkat yang meliputi observasi mingguan, tinjauan bulanan, dan penilaian tahunan untuk memantau kemajuan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Pendekatan ini menghasilkan peningkatan keterlibatan siswa, partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan, serta pengembangan kemandirian dan keterampilan sosial meskipun menghadapi keterbatasan sumber daya dan beban administratif yang signifikan. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis dengan menawarkan wawasan tentang strategi kurikulum adaptif yang mampu mengintegrasikan fleksibilitas dengan kepatuhan terhadap standar, sehingga memberikan kerangka kerja bagi pendidik dan pembuat kebijakan untuk meningkatkan praktik pendidikan inklusif dan mendukung pertumbuhan holistik peserta didik berkebutuhan khusus di konteks serupa.