Orang tua yang telah diberikan Allah seorang anak memiliki tanggung jawab penuh atas tumbuh kembang anak tersebut. Setiap orang tua memiliki gaya pengasuhan alternatif dalam mengajar anak-anak. Biasanya banyak wali menerapkan pengasuhan dari wali masa lalu mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyadarkan dan memahami makna pengasuhan di kota Gunung Melayu, Kecamatan Kualuh Selatan, Labuhan Batu Utara. Teknik pemeriksaan yang digunakan dalam menangani isu-isu pengasuhan di kota Gunung Melayu menggunakan strategi Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu suatu metodologi dan strategi yang memungkinkan daerah untuk memecahkan masalah kehidupan dalam menyusun rencana dan pengaturan yang nyata bersama. Akibat dari peninjauan tersebut, khususnya Wali Kota Gunung Melayu banyak wali yang kurang memahami pola asuh yang diterapkan, sebagian besar wali menerapkan pola asuh diktator kepada anak-anak, dimana anak-anak harus mengikuti keinginan orang tuanya, selain itu. mereka membutuhkan perhatian dan kehangatan untuk anak-anak. melahirkan anak-anak yang memiliki kemampuan ramah yang rendah seperti, anak-anak yang suka melakukan sesuatu sendiri, sedikit anak-anak yang fokus pada gadget mereka, dan kurangnya kasih sayang terhadap teman-teman sehingga anak-anak tidak pernah lagi memiliki keputusan dalam iklim sosial mereka. Selain kemampuan interaktif yang rendah, anak-anak di kota Gunung Melayu juga mengalami hambatan kemampuan belajar dimana banyak siswa kelas bawah tidak dapat membaca dan menulis dengan baik daripada ketika wali menerapkan pengasuhan yang baik sesuai giliran acara mereka, perkembangan dan perkembangan anak-anak juga akan meningkat. . besar dan ideal sehingga usia yang ketat dan moral dikandung.