Pendidikan Islam menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan antara pemeliharaan nilai-nilai tradisional dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan tuntutan globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana pendekatan tradisional yang berakar pada sistem pendidikan Islam klasik dapat berinteraksi dengan pendekatan modern yang menekankan efisiensi, profesionalisme, dan penggunaan teknologi, tanpa mengorbankan dimensi spiritual yang menjadi inti dari pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis konsep dasar dan karakteristik masing-masing pendekatan, mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari kedua pendekatan tersebut, serta mengeksplorasi potensi integrasi keduanya dalam mengelola pendidikan Islam di era global. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif analitis dengan mengandalkan studi literatur yang relevan dan terkini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan tradisional, yang berfokus pada pembentukan moral dan spiritual melalui sentralisasi peran guru, memiliki keterbatasan dalam adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, pendekatan modern menekankan pada sistem manajemen yang terstruktur, profesionalisme, penggunaan teknologi, serta akuntabilitas, namun berisiko mengurangi dimensi spiritualitas dalam pendidikan. Kesimpulannya, integrasi antara pendekatan tradisional dan modern dapat menjadi model manajemen pendidikan Islam yang holistik, yang menggabungkan kekuatan nilai-nilai spiritual dengan prinsip efisiensi dan inovasi, guna menghasilkan generasi Muslim yang kompeten secara global tanpa kehilangan jati diri keislamannya.