Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses, respons peserta, dan dampak sosialisasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang dilaksanakan bersama Bank Mandiri di Desa Banding, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan. Penelitian ini didorong oleh semakin pentingnya inklusi keuangan digital, terutama di wilayah pedesaan yang kerap menghadapi tantangan literasi teknologi. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, data dikumpulkan secara mendalam melalui observasi partisipatif, wawancara semi-terstruktur, dan studi dokumentasi. Informan kunci dipilih secara purposive yang terdiri dari perwakilan warga, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), perangkat desa, dan edukator dari Bank Mandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman awal masyarakat mengenai konsep pembayaran digital masih terbatas dan secara signifikan dipengaruhi oleh rasa takut terhadap risiko kesalahan transaksi dan kekhawatiran mengenai keamanan data pribadi. Namun, proses sosialisasi yang dirancang secara sistematis dengan penekanan kuat pada demonstrasi dan praktik langsung yang dibimbing mampu mengatasi hambatan psikologis dan teknis tersebut. Bank Mandiri berperan sangat penting sebagai sumber informasi yang terpercaya dan otoritatif, yang membantu menguatkan pemahaman peserta mengenai kemudahan dan keamanan QRIS. Respons peserta menunjukkan peningkatan antusiasme dan kepercayaan diri dalam mencoba teknologi baru. Dampak kegiatan terlihat dari meningkatnya minat yang nyata dari masyarakat dan pelaku UMKM untuk segera mengadopsi dan mengimplementasikan penggunaan QRIS dalam transaksi harian mereka, yang merupakan indikator keberhasilan yang kuat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sosialisasi QRIS yang terstruktur dan kolaboratif efektif dalam mendorong adopsi teknologi keuangan di tingkat desa serta memiliki potensi besar untuk mendukung percepatan transformasi digital pada sektor ekonomi lokal, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing.