Dedak padi merupakan hasil samping penggilingan padi yang berpotensi digunakan sebagai pakan, namun penggunaannya secara langsung terbatas karena kandungan serat kasar tinggi dan adanya asam fitat yang mengikat mineral penting. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan, salah satunya melalui fermentasi menggunakan mikroorganisme. Fermentasi mampu menurunkan pH, meningkatkan produksi asam laktat, serta menghambat bakteri perusak. Feses rusa berpotensi menjadi starter fermentasi karena mengandung bakteri asam laktat, namun perlu diolah terlebih dahulu menjadi suplemen organik cair (SOC). Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penambahan SOC feses rusa terhadap kualitas dedak padi fermentasi berdasarkan kadar asam laktat, pH, susut bahan kering, dan nilai Fleigh (NF). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan enam ulangan, yaitu P0 (1 kg dedak + 300 g molases), P1 (1 kg dedak + 200 g molases + 100 g SOC), dan P2 (1 kg dedak + 100 g molases + 200 g SOC). Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan berpengaruh signifikan terhadap seluruh parameter yang diamati. Perlakuan P2 menghasilkan dedak fermentasi terbaik, ditunjukkan oleh kadar asam laktat tertinggi (18,62%), pH terendah (4,29), serta NF tertinggi (186,76). Dengan demikian, fermentasi anaerob dedak padi menggunakan starter SOC feses rusa Timor dengan perbandingan 10:1:2 (P2) memberikan kualitas fermentasi optimal. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa peningkatan kadar asam laktat dan aroma khas dedak fermentasi berpotensi meningkatkan palatabilitas pakan pada ternak. Kata kunci: bakteri asam laktat, dedak fermentasi, feses rusa, pH, suplemen organik cair (SOC)