Nur Shadrina, Dhaifin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SELF-ESTEEM DAN KAITANNYA DENGAN PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK: STUDI KORELASIONAL PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DI WILAYAH JAKARTA Nur Shadrina, Dhaifin; Yunithree Suparman, Meiske
PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/paedagogy.v5i3.7720

Abstract

This study aims to determine the relationship between self-esteem and academic procrastination behavior among final-year students in the Jakarta area. This research is important due to Jakarta's characteristics as the capital city, where students are faced with high academic pressures and external factors such as intense competition and distractions from social media. This study uses a correlational quantitative approach with non-probability sampling and purposive sampling techniques to select 409 participants who are final-year students in Jakarta. Data were collected online by distributing questionnaires through social media platforms such as Instagram, LINE, WhatsApp, Twitter, and TikTok, considering the convenience and easy access offered by this method. The collected data were then analyzed using Spearman's rho test, due to the non-normal distribution of the data. The results of the study indicate a significant negative relationship between self-esteem and academic procrastination (r = -0.454, p < 0.001), meaning that the higher the self-esteem, the lower the tendency of students to engage in academic procrastination. These findings highlight the importance of developing positive self-esteem in efforts to reduce academic procrastination, with significant implications for higher education policies and psychological interventions at universities to support students in improving their academic performance. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dengan perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa tingkat akhir di wilayah Jakarta. Penelitian ini penting dilakukan mengingat Jakarta sebagai ibu kota negara dengan karakteristik sosial dan akademik yang kompleks, dimana mahasiswa dihadapkan dengan tekanan akademik yang tinggi dan faktor-faktor eksternal seperti kompetisi yang ketat dan distraksi media sosial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan pendekatan non-probability sampling dan teknik purposive sampling untuk memilih 409 partisipan yang merupakan mahasiswa tingkat akhir di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan secara daring dengan menyebarkan kuesioner melalui platform media sosial seperti Instagram, LINE, WhatsApp, Twitter, dan TikTok, mengingat kenyamanan dan kemudahan akses yang ditawarkan oleh metode ini. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji Spearman’s rho, mengingat distribusi data yang tidak normal. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara self-esteem dan prokrastinasi akademik (r = -0.454, p < 0.001), yang berarti semakin tinggi self-esteem, semakin rendah kecenderungan mahasiswa untuk melakukan prokrastinasi akademik. Temuan ini mengindikasikan pentingnya pengembangan self-esteem yang positif dalam upaya mengurangi prokrastinasi akademik, dengan implikasi penting bagi kebijakan pendidikan tinggi dan intervensi psikologis di perguruan tinggi untuk mendukung mahasiswa dalam meningkatkan kualitas akademik mereka.
STRATEGI EDUKATIF DALAM MENINGKATKAN KESADARAN PENGUATAN IDENTITAS BUDAYA MELALUI PELESTARIAN BAHASA SUNDA DI ERA DIGITAL Duanty, Kinta; Nur Shadrina, Dhaifin; Choirut Nisa, Riri; Zahra Ningtyas, Dinda; Fatimah Zahra, Shalika; Tji Beng, Jap
PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/paedagogy.v5i3.7760

Abstract

The Sundanese language, as part of Indonesia's cultural identity, has experienced a decline in the number of speakers, especially among the younger generation due to the influence of globalization, the dominance of Indonesian and foreign languages, and changes in communication patterns in the digital age. This study aims to examine the preservation strategies for the Sundanese language through digital technology and to identify the obstacles encountered in the process. This study uses a scoping review method based on the PRISMA framework. The researcher collected six scholarly articles through Google Scholar using the PCC (population, concept, context) criteria, then conducted selection, data extraction, and analysis based on the relevance of the topic of Sundanese language preservation in the digital era. The results show the use of digital technology through social media (Instagram, TikTok, YouTube), learning sites such as learningsundanese.com, voice-based dictionary applications, and augmented reality media. Social media is used to disseminate creative content such as Rebo Nyunda and Sundanese language parodies, while websites and applications provide interactive learning. However, obstacles such as limited ideas, technical issues, low public interest, and the perception that digitization may diminish cultural value are encountered. Several ways to preserve the Sundanese language in the digital age include: (a) developing digital content that is engaging and culturally appropriate for Sundanese, (b) developing user-friendly media for independent use, and (c) using media that makes language learning more enjoyable. Collaboration between the government, educators, and digital creators, along with the promotion of digital literacy and cultural pride among the younger generation, has proven effective in supporting the preservation of regional languages. ABSTRAK Bahasa Sunda sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia mengalami penurunan jumlah penutur, terutama di kalangan generasi muda akibat pengaruh globalisasi, dominasi bahasa Indonesia dan bahasa asing, serta perubahan pola komunikasi di era digital. Penelitian ini bertujuan mengkaji strategi pelestarian Bahasa Sunda melalui teknologi digital dan mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam proses tersebut. Penelitian ini menggunakan metode scoping review berdasarkan kerangka PRISMA. Peneliti mengumpulkan enam literatur ilmiah melalui Google Scholar menggunakan kriteria PCC (population, concept, context), kemudian melakukan seleksi, ekstraksi data, dan analisis berdasarkan kesesuaian topik pelestarian Bahasa Sunda di era digital. Hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan teknologi digital melalui media sosial (Instagram, TikTok, YouTube), situs pembelajaran seperti learningsundanese.com, aplikasi kamus berbasis suara, serta media augmented reality. Media sosial digunakan untuk menyebarkan konten kreatif seperti Rebo Nyunda dan parodi Bahasa Sunda, sementara situs dan aplikasi menyediakan pembelajaran interaktif. Namun, terdapat hambatan seperti keterbatasan ide, masalah teknis, rendahnya minat masyarakat, dan anggapan bahwa digitalisasi dapat mengurangi nilai budaya. Beberapa cara pelestarian bahasa Sunda di era digital antara lain: (a) pengembangan konten digital yang menarik dan sesuai budaya Sunda, (b) pengembangan media yang mudah digunakan secara mandiri, dan (c) penggunaan media yang menyenangkan dalam pembelajaran bahasa. Kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan kreator digital, serta peningkatan literasi digital dan kebanggaan budaya di kalangan generasi muda terbukti efektif mendukung pelestarian bahasa daerah.