Pendidikan inklusif menekankan pentingnya memberikan kesempatan belajar yang setara bagi seluruh peserta didik, termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Namun, berbagai penelitian menunjukkan bahwa guru masih menghadapi tantangan dalam memahami kebutuhan belajar ABK, menyesuaikan strategi pembelajaran, serta mengelola kelas yang heterogen. Penelitian ini bertujuan menganalisis kebutuhan pelatihan guru dalam konteks pendidikan inklusif serta mengkaji strategi pengembangan kapasitas yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merespons keberagaman peserta didik secara efektif. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui kajian pustaka terhadap literatur yang diterbitkan pada tahun 2020–2025. Dari lebih dari 80 artikel yang diidentifikasi, sepuluh literatur utama dipilih berdasarkan relevansi dengan kompetensi guru, pembelajaran diferensiatif, dan penanganan ABK. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru memiliki sikap positif terhadap inklusi, tetapi masih kurang dalam keterampilan praktis, seperti modifikasi kurikulum, asesmen kebutuhan siswa, dan penerapan strategi pembelajaran adaptif. Selain itu, keberhasilan pendidikan inklusif sangat dipengaruhi oleh kolaborasi antara guru kelas, guru BK, dan pihak sekolah serta dukungan sistem manajerial yang memadai. Penelitian ini menegaskan bahwa peningkatan kapasitas guru tidak dapat dilakukan secara umum, melainkan harus melalui model pelatihan yang terarah, aplikatif, dan berbasis kebutuhan nyata di lapangan. Dengan demikian, pengembangan profesional guru yang komprehensif dan sistematis menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas praktik pendidikan inklusif secara berkelanjutan.