Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai strategi komunikasi yang digunakan oleh anak-anak dari keluarga broken home, khususnya yang orang tuanya bercerai karena faktor ekonomi. Penelitian ini menggunakan teori pola komunikasi keluarga sebagai kerangka pemikiran utamanya. Para peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini melibatkan enam partisipan, yang terdiri dari tiga anak dan tiga ibu mereka. Analisis data terdiri dari komponen-komponen penting, seperti langkah-langkah reduksi data, metode penyajian data, dan proses penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa orientasi percakapan (conversation orientation) dan orientasi kesesuaian (conformity orientation) mempengaruhi dinamika komunikasi antara anak dan orang tua. Anak – anak dari keluarga Broken Home yang orang tuanya bercerai karena keadaan ekonomi menggunakan strategi komunikasi untuk menyesuaikan diri dengan hubungan mereka. Anak – anak cenderung lebih terbuka dan nyaman berkomunikasi dengan ibu mereka, sedangkan dengan ayah mereka lebih formal dan lebih hati – hati. Meskipun demikian, terdapat upaya dari kedua belah pihak untuk menjaga hubungan baik melalui empati, dukungan emosional, dan komunikasi yang saling menghargai. Penelitian ini juga menemukan bahwa pola komunikasi dalam keluarga Broken Home ini terdiri dari pluralistik dan protektif, tergantung pada dinamika hubungan antara anak dan orang tua. Penelitian ini menekankan pentingnya strategi komunikasi yang efektif untuk membantu anak – anak menghadapi situasi keluarga yang penuh tekanan, serta perlunya dukungan dari orang tua untuk menciptakan lingkungan komunikasi yang positif dan mendukung.