Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis seberapa patuh mahasiswa terhadap etika akademik digital sebelum dan sesudah mereka mengikuti pelatihan Computer Based Test (CBT) Anti-AI. Penelitian berlangsung di STIKARA Sintang, dengan desain One Group Pretest-Posttest dan pengambilan sampel secara accidental. Dari 165 mahasiswa, hanya 38 yang setuju ikut jadi responden. Data dikumpulkan lewat kuesioner dan observasi langsung saat simulasi ujian CBT. Hasil pretest menunjukkan tingkat kepatuhan mahasiswa masih di level sedang, dengan rata-rata skor 21,93. Setelah pelatihan, skor naik jadi 23,14 tetap di kategori sedang. Uji Wilcoxon Signed Rank Test menghasilkan nilai p = 0,291 (p > 0,05), artinya tidak ada perbedaan signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan. Singkatnya, pelatihan CBT Anti-AI ini belum benar-benar mampu meningkatkan kepatuhan mahasiswa, walaupun ada sedikit peningkatan kesadaran soal etika digital. Kalau dilihat lebih dalam, ada beberapa masalah. Metode pelatihannya belum cukup reflektif, internalisasi nilai etika akademik masih kurang, sistem pengawasan digital belum kuat, dan dosen belum banyak memberi contoh soal integritas akademik. Karena itu, penelitian ini menyarankan supaya pelatihan dibuat lebih berkelanjutan, walaupun materi etika akademik telah dimasukkan kedalam kurikulum atau matakuliah, sistem pengawasan digital diperkuat, dan dosen lebih aktif jadi teladan beretika.