Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENYAKIT GINJAL KRONIS (CKD) STADIUM V - ON HD DENGAN EFUSI PLEURA: SEBUAH LAPORAN KASUS Athifa, Khasna Fayza; Sibli, Sibli; Kusmardi, Kusmardi
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.5251

Abstract

Penyakit ginjal kronis(PGK) adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible, kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Indonesian Renal Registry (IRR) melaporkan adanya peningkatan jumlah pasien hemodialisis dari tahun ke tahun. Salah satu komplikasi yang sering ditemukan adalah efusi pleura. Penelitian ini menggunakan metode laporan kasus dengan tujuan untuk menganailisis intervensi yang dilakukan terhadap pasien dengan penyakit Ginjal Kronis (CKD) Stadium V – On HD dengan Efusi Pleura. Tulisan ini menganalisis seorang laki-laki, berusia 25 tahun dengan Penyakit ginjal kronis dengan efusi pleura berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Pasien datang dengan keluhan utama sesak sejak 10 jam SMRS. Keluhan sesak terutama saat pasien posisi berbaring, dan berkurang apabila saat posisi duduk. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, serta sudah menjalani hemodialisa selama 1 tahun. Pada pemeriksaan foto polos thorax didapatkan kesan edema pulmo dengan efusi pleura bilateral terutama dextra. Simpulan: Penyakit ginjal kronis merupakan penyakit progresif yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel. Kondisi ini menyebabkan gangguan ekskresi cairan, elektrolit, serta akumulasi toksin metabolik yang berujung pada berbagai komplikasi sistemik. Pada stadium akhir, pasien umumnya memerlukan hemodialisis untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Salah satu komplikasi yang sering muncul pada stadium lanjut adalah edema paru dan efusi pleura, akibat retensi cairan yang berlebihan. Pencegahan komplikasi memerlukan pendekatan multidisipliner, termasuk edukasi pasien mengenai pengaturan diet, pemantauan status cairan, kontrol tekanan darah, dan kepatuhan terhadap pengobatan sehingga kualitas hidup pasien dapat tetap dipertahankan.