Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Perbandingan Jumlah  Penduduk  Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Terhadap Ketimpangan Pembangunan Ekonomi  Daerah Tahun 2024 Difa Aprilia Marpaung; Sahala Fransiskus Marbun; Waren Lucia Ambarita; Cindy patherecia Purba; Mayratmini Herti Hulu
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan jumlah penduduk antar kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara serta hubungannya dengan ketimpangan pembangunan ekonomi daerah tahun 2024. Permasalahan utama yang dikaji adalah bagaimana variasi jumlah penduduk memengaruhi tingkat ketimpangan pembangunan yang dilihat melalui perbedaan pendapatan per kapita antarwilayah. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan memanfaatkan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang dianalisis meliputi jumlah penduduk dan PDRB per kapita di 33 kabupaten/kota. Ketimpangan pembangunan diukur menggunakan Indeks Williamson untuk melihat deviasi pendapatan antarwilayah dibandingkan rata-rata provinsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah di Provinsi Sumatera Utara memiliki nilai Indeks Williamson yang berada pada kategori ketimpangan rendah, yaitu pada rentang 0,004 hingga 0,20. Hal ini mengindikasikan bahwa perbedaan pendapatan antarwilayah relatif kecil. Kota Medan menjadi satu-satunya wilayah dengan kategori ketimpangan sedang (0,50) akibat tingginya PDRB per kapita dibandingkan daerah lain. Sementara itu, daerah seperti Langkat, Pematang Siantar, Tanjung Balai, dan Binjai memiliki nilai ketimpangan yang sangat rendah, menunjukkan pemerataan pembangunan yang kuat. Simpulan penelitian ini menegaskan bahwa ketimpangan pembangunan ekonomi di Sumatera Utara secara umum berada pada tingkat rendah, dengan pengecualian Kota Medan yang memiliki deviasi pendapatan cukup besar. Temuan ini menunjukkan pentingnya penguatan pemerataan pembangunan antarwilayah serta pemanfaatan peran pusat pertumbuhan untuk mendorong wilayah sekitarnya.
Transformasi Sampah Plastik Menjadi Anyaman Tikar Bernilai Ekonomi: Implementasi Prinsip Recycling dalam Mendukung SDG 12, SDG 8, dan SDG 11 Difa Aprilia Marpaung; Meilinda Suriani Harefa; Cindy Patherecia Br. Purba; Cindy Claudia Sihombing; Ofa Adrina Uli Harefa
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 12 (2025): Desember 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang semakin meningkat akibat rendahnya pengelolaan limbah dan tingginya konsumsi produk sekali pakai. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan prinsip recycling dalam mengolah sampah plastik rumah tangga menjadi anyaman tikar bernilai ekonomi serta menganalisis kontribusinya terhadap pencapaian SDG 12, SDG 8, dan SDG 11. Metode yang digunakan adalah pendekatan deskriptif eksperimental melalui beberapa tahapan, yaitu pengumpulan sekitar 10 kilogram sampah plastik, pembersihan, pemotongan, pelipatan, dan penyambungan secara manual hingga terbentuk tikar berukuran 2 × 3 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses daur ulang ini mampu menurunkan volume sampah plastik anorganik sekaligus menghasilkan produk fungsional yang memiliki nilai jual sekitar Rp70.000 per unit. Pembahasan mengungkap bahwa kegiatan ini mendukung SDG 12 melalui praktik konsumsi dan produksi berkelanjutan, SDG 8 melalui penciptaan peluang usaha kreatif berbasis lingkungan, serta SDG 11 melalui pengurangan beban sampah pada lingkungan permukiman. Selain manfaat ekologis dan ekonomi, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran lingkungan, kreativitas, dan keterampilan kerja sama peserta. Kesimpulannya, pemanfaatan sampah plastik menjadi anyaman tikar merupakan inovasi sederhana namun efektif dalam mendukung ekonomi sirkular dan pembangunan berkelanjutan, serta layak diterapkan dan dikembangkan pada skala komunitas yang lebih luas.