Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penggunaan Albumin Oral, Albumin Injeksi Dan Kombinasi Keduanya Terhadap Kadar Albumin Darah Pada Pasien Hipoalbuminemia Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Paru DR. H. A. Rotinsulu Anggraini, Sridevi; Yudhista, Giva Olviana; Eriyanto, Eriyanto; Azhara, Dennisa
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 11 (2025): Volume 12 Nomor 11
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i11.21568

Abstract

Hipoalbuminemia merupakan kondisi yang sering ditemui pada pasien penyakit paru dan berhubungan dengan peningkatan morbiditas, lama rawat inap, serta prognosis klinis. Terapi albumin diberikan dalam berbagai bentuk sediaan, seperti albumin oral, albumin injeksi, dan kombinasi keduanya. Namun, bukti mengenai efektivitas komparatif antar sediaan albumin pada pasien paru di Indonesia masih terbatas. Menilai perubahan kadar albumin pre- dan post-terapi serta membandingkan efektivitas albumin oral, injeksi, dan kombinasi. Hipotesis penelitian ini adalah adanya perbedaan peningkatan kadar albumin yang signifikan antar ketiga bentuk terapi.Penelitian ini menggunakan desain comparative one-group pretest–posttest dengan data rekam medis pasien hipoalbuminemia di RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu (Januari–Desember 2024). Dari 169 pasien, sebanyak 30 pasien memenuhi kriteria inklusi. Uji Paired t-test digunakan untuk menganalisis perubahan pre–post, sedangkan perbandingan antar kelompok terapi dianalisis menggunakan ANOVA. Perbaikan klinis didefinisikan sebagai peningkatan ≥0,3 g/dL. Terdapat peningkatan signifikan kadar albumin setelah terapi (mean difference = −0,23 ± 0,44 g/dL; p = 0,007). Terapi Human Albumin 20% menunjukkan peningkatan tertinggi (mean +0,52 g/dL), diikuti terapi kombinasi (mean +0,47 g/dL) dan albumin oral (mean +0,32 g/dL). Pada pretest, terdapat perbedaan signifikan antar kelompok (p = 0,003), tetapi perbedaan tersebut tidak lagi signifikan pada posttest (p = 0,088). Human Albumin 20% demonstrated the greatest increase, suggesting superior bioavailability compared to oral preparations. Semua bentuk terapi albumin memberikan peningkatan kadar albumin, namun albumin injeksi 20% menunjukkan respons paling besar dan konsisten. Meskipun demikian, setelah terapi, ketiga kelompok menunjukkan peningkatan yang setara secara statistik, menandakan bahwa terapi oral dan kombinasi tetap dapat menjadi alternatif efektif pada kasus tertentu.