Sulaeman, Yaya
Indonesian Institute of Sciences

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perancangan Low Noise Amplifier dengan Teknik Non Simultaneous Conjugate Match untuk Aplikasi Radar S-Band Taryana, Yana; Munir, Achmad; Sulaeman, Yaya; -, Dedi
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1415.489 KB) | DOI: 10.14203/jet.v15.45-49

Abstract

Radar merupakan sistem pemancar dan penerima gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat peta benda benda seperti pesawat terbang, kapal laut, kendaran bermotor dan informasi cuaca. Salah satu kendala yang dihadapi pada sistem radar adalah sinyal pantulan yang memiliki daya yang rendah sehingga kualitas penerimaan menjadi kurang baik. Untuk mengatasi kendala tersebut dibutuhkan penguat daya pada sistem penerima yaitu Low Noise Amplifier (LNA). Oleh karena itu, tulisan ini memaparkan perancangan LNA dengan menggunakan teknik Non Simultaneous Conjugate Match (NSCM) untuk aplikasi radar S-Band. Teknik ini memberikan kemudahan dalam menentukan nilai trade off (TO) untuk nilai gain, noise figure (NF) dan Voltage Standing Wave Ratio (VSWR) yang diinginkan. Dalam proses perancangannya, perangkat lunak Agilent Design System (ADS) 2011 digunakan untuk mendapatkan hubungan antara lingkaran gain, lingkaran NF, lingkaran VSWR, dan lingkaran mismatch factor (M). Dari hubungan tersebut diperoleh nilai impedansi masukan dan keluaran dari komponen aktif. Dalam tulisan ini, LNA dirancang dua tingkat untuk mendapatkan penguatan yang tinggi. Masing-masing tingkat menggunakan komponen aktif BJT BFP420 dengan penguatan dirancang sebesar 13,50 dB untuk tingkat pertama dan kedua, dan M sebesar 0,98. Sedangkan untuk saluran penyesuai impedansinya menggunakan substrat teflon fiberglass DiClad527. Hasil simulasi menunjukkan karakteristik LNA pada frekuensi 3 GHz yaitu gain sebesar 28,80 dB, NF sebesar 2,80 dB, VSWRin sebesar 1,05 dan VSWRout sebesar 1,1.
Desain dan Realisasi Filter Bandpass Mikrostrip Dengan Struktur Hairpin Praludi, Teguh; Sulaeman, Yaya
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.626 KB) | DOI: 10.14203/jet.v13.33-37

Abstract

Kebutuhan akan sebuah filter dalam sebuah rangkaian elektronik mutlak diperlukan, dikarenakan sesuai dengan fungsi filter adalah meloloskan frekuensi yang diinginkan dan akan menahan frekuensi yang tidak diinginkan. Desain dan realisasi filter bandpass menggunakan teknologi mikrostrip dengan struktur hairpin akan dipaparkan pada makalah ini. Strukur hairpin merupakan perbaikan dari filter yang menggunakan parallel coupled bila ditinjau dari sisi dimensi sebuah filter, di mana pada struktur hairpin ini, panjang dari stripline akan dilipat membentuk huruf U sebesar ½ λ dengan sudut lekukan 90o. Filter bandpass struktur hairpin dengan teknologi mikrostrip akan didesain dengan insertion loss ≤ -3 dB pada daerah passband, return loss ≥ -20 dB, lebar bandwidth 200 MHz, impedansi karakteristik 50 Ω, frekuensi kerja 2,9–3,1 GHz dengan respon filter Chebyshev 0,1 dB. Filter bandpass yang didesain menggunakan bahan dari roger RO4350 yang mempunyai ketebalan 1,44 mm, dan permitivitas relatif (εr) = 3,77. Filter bandpass struktur hairpin ini dirancang dan disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak ADS (Advanced Design System) dari Agilent.
Desain dan Implementasi Duplekser dengan Metoda Pseudo-Interdigital untuk Uplink dan Downlink LTE Sulaeman, Enceng; Sulaeman, Yaya; Hercuadi, Asep Yudi
Jurnal Elektronika dan Telekomunikasi Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.083 KB) | DOI: 10.14203/jet.v13.73-80

Abstract

Duplekser merupakan perangkat yang dapat mengisolasi receiver dari transmitter saat keduanya saling berbagi antena yang sama, digunakan agar komunikasi bisa berjalan secara full duplex. Ada dua metode transmisi duplex yaitu frequency division duplex (FDD) dan time division duplex (TDD). FDD merupakan teknik duplex yang menggunakan dua frekuensi yang berbeda untuk melakukan komunikasi dalam dua arah, sedangkan TDD menggunakan frekuensi tunggal dan frekuensi tersebut digunakan oleh semua kanal untuk melakukan pengiriman dan penerimaan data. Gabungan dua bandpass filter dengan metoda pseudo-interdigital untuk aplikasi LTE (long term evolution). Metode ini lebih unggul dibandingkan duplekser dengan metoda hybrid. Duplekser bekerja pada FDD LTE band ke-7 yaitu frekuensi uplink 2500-2570 MHz dan downlink 2620-2690 MHz. Dari hasil pengukuran diperoleh sebagai berikut: nilai frekuensi center pada uplink 2639 MHz dan pada downlink 2659 MHz, insertion loss pada uplink 1,561 dB dan downlink 1,74 dB, bandwidth ±70 MHz, isolasi 23,03 dB, serta nilai return loss 23,5 dB pada uplink dan downlink 23,45 dB.