Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Hubungan antara Status Nutrisi dan Penggunaan Alat Bantu Nafas pada Pasien di ICU Hellena Deli; T Abdur Rasyid; Muhammad Refki
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI] Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v2i1.206

Abstract

Pendahuluan: Status nutrisi dapat mempengaruhi fungsi paru. Malnutrisi merupakan salah satu prediktor negatif terhadap fungsi paru yang dapat menimbulkan kegagalan pada fungsi pernapasan, sehingga dibutuhkan suatu pemantauan status nutrisi sehingga tidak terjadi kegagalan pernafasan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status nutrisi dengan penggunaan alat bantu pernapasan pada pasien di intensive care unit (ICU).Metodologi: Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cohort study. Penelitian ini dilakukan pada 22 orang responden yang dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah chi square untuk melihat hubungan antara status nutrisi dengan penggunaan alat bantu pernapasan pada pasien di ICU.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan mayoritas responden yang dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad berjenis kelamin laki-laki sebanyak 13 orang (59.1%), mayoritas responden berada pada rentang usia lansia sebanyak 10 orang (45,5%), dengan mayoritas responden menderita stroke sebanyak 10 orang (45,5%), mayoritas responden mengalami malnutrisi sebanyak 14 orang (63,4%), dan mayoritas responden tidak terventilator sebanyak 12 orang (54,5%). Hasil analisis Chi square didapatkan bahwa terdapat hubungan antara status nutrisi dengan penggunaan alat bantu pernapasan pada pasien di ICU dengan ρ value 0,02 (p-value <0,05).Kesimpulan:Status nutrisi memiliki hubungan yang signifikan terhadap penggunaan ventilator pada pasien yang dirawat di ICU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.Kata kunci: Gagal nafas, intensive care unit, malnutrisi, status nutrisi, ventilator
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ELIMINASI FEKAL PADA PASIEN YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Ryan Andeska Artha; Rani Lisa Indra; T. Abdur Rasyid
Jurnal Riset Kesehatan Vol 7, No 2 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.297 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v7i2.3638

Abstract

Abstrak Eliminasi fekal dibutuhkan untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis melalui pembuangan sisa-sisa metabolisme. Saat eliminasi fekal terganggu, hal ini akan memperburuk keadaan pasien kritis yang tentu juga akan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan eliminasi fekal pada pasien yang dirawat di ruang ICU RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan Cross-sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 21 responden dengan menggunakan consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan lembar observasi Bristool stool chart. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square, uji Fisher dan uji Mann Whitnney. Analisis bivariat pada penelitian ini adalah hubungan jenis pemberian nutrisi, keseimbangan cairan, tingkat aktivitas, pemberian obat dan hari rawat dengan eliminasi fekal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan  yang bermakna antara faktor lama hari rawat terhadap eliminasi fekal (p value less than 0.05) dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pemberian nutrisi, keseimbangan cairan, tingkat aktivitas, dan pemberian obat terhadap eliminasi fekal (p value more than 0.05). Saran pada penelitian ini agar perawat lebih memperhatikan faktor-faktor tersebut dalam menjaga keteraturan eliminasi fekal pasien ICU.Abstract [English Title: Factors Associated With Fecal Elimination Inpatients In The ICU Room RSUD Arifin Achmad Riau Province] Fecal elimination is needed to maintain physiological balance through the removal of metabolic remnants. When faecal elimination is impaired this will worsen the critical patient's condition which will also increase morbidity and mortality rates. This research purposed to find out the factors that contribute to faecal elimination in patients treated in the ICU RSUD Arifin Achmad Riau Province. This research was quantitative research with a cross-sectional design. The number of samples in this study was 21 respondents by using consecutive sampling. Data collection using the Bristol stool chart observation sheet. The analyze using univariate analysis and analysis bivariate using Chi-square test, Fisher test and Mann Whitney test. Analysis bivariate to determine the relationship between the types of nutrition ,activity level, fluid balance, drug and length of stay toward faecal elimination, The research results that there was a significant relationship between the length of hospital stay of treatment to the elimination of faecal (p-value = 0.005) and  that there was no significant relationship between nutrition factor, fluid balance, activity level, and drug toward faecal elimination (p-value = 0.005). Suggestion on this research so that nurses give attention to maintain the faecal elimination of ICU patient.
KONSUMSI PERMEN SUSU MEMPENGARUHI PENURUNAN KONSUMSI ROKOK PADA REMAJA Siska Mayang Sari; Trisna Trisna; T. Abdur Rasyid
Jurnal Ners Indonesia Vol 8, No 2 (2018): Maret 2018
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.816 KB) | DOI: 10.31258/jni.8.2.191-202

Abstract

Perilaku merokok merupakan masalah kesehatan dunia karena dapat menyebabkan berbagai penyakit dan kematian. Perilaku merokok pada usia remaja menjadi tren yang harus diatasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi permen susu terhadap penurunan konsumsi rokok pada remaja. Desain penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan rancangan pretest-posttest with control group. Sampel berjumlah 32 orang dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Instrumen penelitian ini adalah lembar observasi dan kuesioner sebagai data pendukung. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang usia 16-18 tahun (Remaja pertengahan) sebanyak 27 orang (84,4 %), mayoritas responden dengan kategori perokok ringan sebanyak 23 orang (71,9%), mayoritas lama merokok responden < 2 tahun sebanyak 28 orang (87,5%), dan mayoritas responden dengan alasan merokok coba-coba sebanyak 16 0rang (50,0%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan konsumsi rokok sebelum dan sesudah konsumsi permen susu pada kelompok eksperimen (p value = 0,000), tidak terdapat perbedaan yang signifikan penurunan konsumsi rokok pada kelompok kontrol (p value = 0,083), dan terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan konsumsi rokok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p value = 0,000) yang berarti permen susu berpengaruh terhadap penurunan konsumsi rokok. Penelitian ini menyarankan agar remaja perokok dapat menggunakan permen susu sebagai terapi alternatif nonfarmakologis untuk menurunkan jumlah konsumsi rokok.
PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) PADA MASYARAKAT Siska Mayang Sari; Ennimay; Tengku Abdur Rasyid
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 (2019): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Special Issues 1 "Semangat Perguruan
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v3i2.2833

Abstract

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan sebagai pemicu kegiatan pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah TOGA (Tanaman Obat Keluarga). TOGA merupakan beberapa jenis tanaman obat pilihan yang dapat ditanam di pekarangan rumah. Keberadaan TOGA di lingkungan rumah sangat penting, terutama bagi keluarga yang tidak memiliki akses untuk pelayanan kesehatan. Nama kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Pemberdayaan Masyarakat ”Pemanfaatan TOGA pada masyarakat di RW 06 Kelurahan Tangkerang Labuai Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru”. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan kader posyandu beserta masyarakat mengenai pemanfaatan TOGA. Pengabdian masyarakat ini melibatkan 16 orang tokoh masyarakat dan warga. Instrumen yang digunakan lembar pre-test dan post test serta lembar checklist. Kemudian dianalisis menggunakan distribusi frekuensi untuk data demografi dan grafik untuk nilai pre-test dan post-test. Tim memberikan 5 (lima) macam TOGA serta modul penggunaan TOGA. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan nilai pre-test rata-rata peserta adalah 71,56 dan meningkat pada post-test sebesar 84,69 yang menunjukkan ketercapainnya pelaksanaan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) dan sosialisasi dengan indikator nilai post test minimal sebesar 75. Berarti terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang TOGA dan pemanfaatannya. Puskesmas diharapkan dapat menyelenggarakan workshop dan pembinaan tentang TOGA serta pemanfaatannya kepada masyarakat terutama para kader.
PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT PADA SAAT TINDAKAN KEPERAWATAN Rizki Lestari Rizki Lestari; Siska Mayang Sari Siska Mayang Sari; T. Abdur Rasyid T. Abdur Rasyid
Jurnal Keperawatan Hang Tuah (Hang Tuah Nursing Journal) Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Keperawatan Hang Tuah ( Hang Tuah Nursing Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.359 KB) | DOI: 10.25311/jkh.Vol1.Iss1.316

Abstract

Komunikasi terapeutik penting diterapkan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan, tetapi pelaksanaannya tidak maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan komunikasi terapeutik perawat pada saat tindakan keperawatan di ruang rawat kelas III RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif studi dengan pendekatan survei pada 52 orang sampel yang diambil secara proportional random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian melalui observasi tahapan orientasi didapatkan 8 orang (15,4%) perawat yang tidak menjelaskan tujuan tindakan sebelum melakukan tindakan, pada tahapan interaksi sebanyak 31 orang (59,6%) perawat tidak melakukan sikap komunikasi dua arah. Hasil kuisioner pada tahapan terminasi mayoritas perawat mengatakan tidak melakukan rencana tidak lanjut yakni sebanyak 21 orang (40,4%) hasil ini sesuai dengan data observasi yaitu sebanyak 51 orang (98,1%). Pada aspek fisik dari data kuisioner diperoleh mayoritas perawat mengatakan tidak membelakangi pasien saat berkomunikasi yaitu sebanyak 45 orang (86,5%) sedangkan hasil observasi menunjukkan sebaliknya yaitu sebanyak 28 orang (53,8%). Penerapan komunikasi terapeutik perawat pada aspek psikologis dalam dimensi respon, hasil kuisioner mayoritas perawat mengatakan telah menanyakan perasaan klien yang masih dirasakan sebelum melakukan tindakan sebanyak 49 orang (94,3%), sedangkan hasil observasi menunjukkan hasil sebaliknya yaitu sebanyak 26 orang (50%), dan pada dimensi tindakan hasil kuisioner mayoritas perawat mengatakan segera melakukan tindakan sebanyak 51 orang (98,1%), sementara hasil observasi menunjukkan hasil sebaliknya yakni sebanyak 36 orang (96,2%). Disarankan kepada pihak rumah sakit untuk mengadakan supervisi serta pelatihan terkait penerapan komunikasi terapeutik perawat. Kata kunci:komunikasi terapeutik, tindakan perawat, perawat
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DENGAN MOBILISASI DINI TERHADAP FREKUENSI NADI DAN TEKANAN DARAH GAURI SASKIA; T. ABDUR RASYID
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i2.6802

Abstract

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian didunia disetiap tahunnya. Penatalaksanaannya dilakukan dengan tirah baring untuk mengurangi beban kerja jantung. Tirah baring lama dapat menyebabkan penurunan massa otot, luka tekan, konstipasi, dan menurunkan saturasi oksigen di pembuluh arteri. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah imobilisasi fisik dengan penerapan mobilisasi dini pada pasien sindrome koroner akut di ruang CVCU RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Proses keperawatan dilakukan pada pasien yang menjalani tirah baring. Penerapan mobilisasi dini fase I dilakukan 15-30 menit dalam satu hari mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah sebelum dan saat tindakan. Hasil tekanan darah sebelum penerapan pada Tn. R yaitu 140/70 mmHg dan frekuensi nadi 73 kali permenit dan saat dilakukan penerapan hasil tekanan darah 139/84 mmHg dan frekuensi nadi 73 kali permenit. Pada Tn. A didapatkan hasil tekanan darah sebelum penerapan mobilisasi dini yaitu 113/78 mmHg dan frekuensi nadi 86 kali permenit dan saat dilakukan penerapan didapatkan tekanan darah 105/71 mmHg dan frekuensi nadi 88 kali permenit. Hasil yang diperoleh tidak adanya menunjukkan variasi perubahan frekuensi nadi dan tekanan darah yang signifikan artinya pasien dapat melakukan mobilisasi dini fase I. Diharapkan adanya SOP untuk aktivitas pada pasien dengan masalah sindrome koroner akut.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DIRUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) SELAMA PANDEMI COVID-19 HULIA RAHMATUL HUSNA; T. ABDUR RASYID; SANDRA SANDRA
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i2.6963

Abstract

COVID-19 merupakan virus jenis baru yang menyebar ke seluruh dunia. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan tempat penanganan pertama pasien COVID-19 dirumah sakit. Perawat memiliki resiko tertular COVID-19 dan salah satu cara untuk meminimalisir penularan COVID-19 dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap perawat dalam penggunaan alat pelindung diri diruang Instalasi Gawat Darurat selama pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desaian deskriptif korelasi menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah perawat IGD dengan jumlah sampel 32 orang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap terkait penggunaan APD dengan skala Likert. Hasil penelitian berupa analisis univariat dan bivariat. Hasil univariat didapatkan mayoritas perawat berusia 26-35 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan terakhir perawat S1+Ners, perawat klinis (PK) 3 dengan lama bekerja >5 tahun dan rata-rata nilai skor pengetahuan yaitu 61,47 serta nilai skor sikap 38,81. Hasil bivariat menggunakan uji korelasi Spearmen menunjukkan hubungan yang bermakna antara skor pengetahuan dan sikap dengan nilai p-value 0,001 (<0,05) dengan nilai korelasi sebesar 0,538 menunjukkan kekuatan korelasi pada kategori sedang. Kata Kunci: Pengatahuan, Sikap, Alat Pelindung Diri (APD)
HUBUNGAN PENERIMAAN DIRI TERHADAP SELF MANAGEMENT PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISIS HERLINA MALINDA; SANDRA SANDRA; T. ABDUR RASYID
Jurnal Ners Vol. 6 No. 2 (2022): OKTOBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v6i2.7699

Abstract

Pasien hemodialisis mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga berdampak pada penerimaan diri dan self management. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerimaan diri terhadap self-management pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau yang berjumlah 113 responden selanjutnya sampel dipilih dengan menggunakan teknik consecutive sampling sebanyak 88 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner penerimaan diri dan self-management dengan modifikasi dan sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu. Hasil univariat didapatkan bahwa rata-rata usia responden dalam penelitian adalah 48 tahun dengan mayoritas adalah laki-laki (55,7%), menempuh pendidikan hingga tamat SMA (38,6%), telah menjalani hemodialisa selama 12 - 60 bulan (44,3%). Pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau berada pada penerimaan diri rendah (52,3%) dengan self-management yang juga pada kategori rendah (51,1%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan self-management (p-value=0,011<0,05). Pasien yang menjalani hemodialisis disarankan untuk meningkatkan self-management seperti pengetahuan tentang hemodialisis, diet selama menjalankan hemodialisis serta kepatuhan dalam perawatan. Kata Kunci: Hemodialisa, Penerimaan Diri, Self-Management
Gambaran Pelaksanaan Triase di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Raja Musa Sungai Guntung Kabupaten Indragiri Hilir Mia Purnama Sari; T. Abdur Rasyid; Lita Lita
Jurnal Keperawatan Hang Tuah (Hang Tuah Nursing Journal) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Keperawatan Hang Tuah (Hang Tuah Nursing Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25311/jkh.Vol2.Iss2.821

Abstract

Triase adalah proses peilahan pasien berdasarkan tingkat keparahan kondisinya. Triase di Instalasi Gawat Darurat (IGD) bertujuan untuk memprioritaskan perawatan pasien di IGD dan menuntukan kasus true emergency atau false emergency. Banyaknya pasien yang datang ke IGD dengan kasus yang tidak gawat darurat, sehingga dapat berdampak pada overcrowding (kepadatan). Oleh karena itulah, triase menjadi penting dalam prioritas penanganan pasien di IGD. Indonesia saat ini belum memiliki sistem triase dengan standar nasional yang baku, sehingga tiap-tiap rumah sakit memiliki system triase yang berbeda seperti di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Musa menggunakan triase warna. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksaanaan triase di IGD RSUD Raja Musa Sungai Guntung Kabupaten Indragiri Hilir. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat IGD dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang diambil menggunkan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2021. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner terkait pengetahuan, penerapan, dan sarana prasarana triase. Data penelitian disajikan dalam bentuk univariat. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas perawat berusia 25-36 tahun, dengan lama bekerja mayoritas >5 tahun, dan sebagian besar berpendidikan terakhir S1+Ners. Mayoritas perawat merupakan pegawai honorer dan sebagian besar perawat pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Tingkat pengetahuan perawat mayoritas cukup sebanyak 6 (60%) orang, penerapan triase kurang baik sebanyak 6 (60%) orang, dan sarana prasarana tidak terstandar sebanyak 6 (60%) orang. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengetahuan perawat cukup, penerapan triase kurang baik, dan sarana prasarana tidak terstandar. Penelitian ini menyarankan rumah sakit melakukan pelatihan triase untuk meningkatkan   pengetahuan   dan   pelaksanaan   triase   serta menyediakan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan triase di IGD agar dapat optimal.
Correlation between Spiritual Level of Patients with Diabetes Mellitus Diabetic Wounds DM TYPE II with Development of Ankle Brachial Index (ABI) Values Bayu Saputra; Rani Lisa Indra; Sandra; T. Abdur Rasyid
Comprehensive Health Care Vol 7 No 1 (2023): Comprehensive Health Care
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Stikes Panrita Husada Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/jch.v7i1.975

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic disease that can cause systemic complications in the form of diabetic ulcers. One of the measures to prevent the severity of diabetic ulcers is through non-invasive measures, namely ABI (Ankle Brachial Index) examination. The condition and development of this disease can affect one of the spiritual level indicators. The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between the spiritual care level of diabetes mellitus diabetic patients with changes in the Ancle Brachial Index value. The sample of this study was 44 people with diabetes mellitus cases who had diabetic ulcer complications. The type of research in this study was quantitative. correlative analysis. The results of the characteristics of the Russian respondents in this study were 54.3 years. The majority of respondents in this study were female, namely as many as 30 people (68.2%), secondary education level, namely as many as 19 people (43.2%), long-suffering from moderate DM 32 (72.7%) with a moderate level of spirituality 27 people (61 .4%), and a mild Ancle Brachial Index level of 22 (50.%). The results obtained from the chi-square test are p-value = 0.010, which means that the p-value is <0.05 so Ho is rejected and Ha is accepted. So it can be concluded that there is a significant relationship between the ABI value and the Spiritual level of type 2 DM sufferers.