Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Depresi dan Perilaku Makan terhadap Berat Badan Lebih Mahasiswa Kedokteran Khotibuddin, Muhammad
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 17 No 1: January 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi kegemukan pada penduduk Indonesia >18 tahun telah meningkat 2 kali lipat dalam 5 tahun. Penyebab obesitas bersifat multifaktorial, diantaranya adalah depresi dan perilaku makan. Hasil penelitian tentang penyebab obesitas yang sangat beragam terkait perbedaan demografi sosial dan  budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dan perilaku makan dengan berat badan lebih pada mahasiswa kedokteran. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan sampel acak sebanyak 147 mahasiswa. Berat badan lebih ditentukan dengan indeks masa tubuh (IMT) >25. Variabel depresi diukur dengan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI), sedangkan perilaku makan diukur dengan Dutch Eating Behavior Questionaire (DEBQ). Kedua kuesioner sudah dilakukan adaptasi dan pengujian terhadap validitas dan reliabilitasnya. Analisis multivariat menggunakan metode statistik regresi logistik dengan a=0,05 . Hasil menunjukkan bahwa prevalensi berat badan lebih pada mahasiswa kedokteran sebesar 28,6%. Sebanyak 19% responden mengalami depresi. Rata-rata skor BDI sebesar 5,07±6,446, rata-rata restrained eating adalah 21,9±8,57; emotional eating sebesar 27,83±8,67 dan external eating sebesar 28,9±6,65. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa berat badan lebih berhubungan secara signifikan dengan jenis kelamin laki-laki (OR 4,069; 95%CI: 1,491-11,104), skor BDI (OR 1,234; 95%CI: 1,051-1,47) dan restrained eating (OR 1,161; 95%CI: 1,088-1,238). Disimpulkan bahwa restrained eating dan depresi berhubungan dengan BB lebih pada responden terutama pada jenis kelamin laki-laki.
The Role of Family Function and Support to Nutritional Status in Autistic Children Muhammad Khotibuddin; Riska Shellia
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 22, No 1 (2022): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v22i1.11598

Abstract

The role of the family is substantial in determining the nutritional status of children. However, not many studies have revealed this role in autistic children in Indonesia. This study aims to assess the role of family function and family support for the nutritional status of autistic children in Yogyakarta. This study used a cross-sectional design to observe at least 14 children divided into three groups: autistic-overweight, autistic-normal, and non-autistic-normal. The APGAR score measured the family function, while family support was measured by a questionnaire consisting of 5 aspects: information, respect, instrumental, emotional, and social. The difference test between the three groups used the Anova test. Total family support in the autistic-overweight group (73.17±4.45) was lower than autistic-normal (80.6±3.36) and non-autistic (78.33±3.21). This difference was significant between autistic-overweight and autistic-normal (p 0.022), but not with the non-autistic group. Furthermore, there was no difference in family function (APGAR score) between the three study groups. There was less family support among autistic-overweight children.
Hubungan Depresi dan Perilaku Makan terhadap Berat Badan Lebih Mahasiswa Kedokteran Muhammad Khotibuddin
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 17, No 1 (2017): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v17i1.3682

Abstract

Prevalensi kegemukan pada penduduk Indonesia 18 tahun telah meningkat 2 kali lipat dalam 5 tahun. Penyebab obesitas bersifat multifaktorial, diantaranya adalah depresi dan perilaku makan. Hasil penelitian tentang penyebab obesitas yang sangat beragam terkait perbedaan demografi sosial dan  budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dan perilaku makan dengan berat badan lebih pada mahasiswa kedokteran. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan sampel acak sebanyak 147 mahasiswa. Berat badan lebih ditentukan dengan indeks masa tubuh (IMT) 25. Variabel depresi diukur dengan kuesioner Beck Depression Inventory (BDI), sedangkan perilaku makan diukur dengan Dutch Eating Behavior Questionaire (DEBQ). Kedua kuesioner sudah dilakukan adaptasi dan pengujian terhadap validitas dan reliabilitasnya. Analisis multivariat menggunakan metode statistik regresi logistik dengan a=0,05 . Hasil menunjukkan bahwa prevalensi berat badan lebih pada mahasiswa kedokteran sebesar 28,6%. Sebanyak 19% responden mengalami depresi. Rata-rata skor BDI sebesar 5,07±6,446, rata-rata restrained eating adalah 21,9±8,57; emotional eating sebesar 27,83±8,67 dan external eating sebesar 28,9±6,65. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa berat badan lebih berhubungan secara signifikan dengan jenis kelamin laki-laki (OR 4,069; 95%CI: 1,491-11,104), skor BDI (OR 1,234; 95%CI: 1,051-1,47) dan restrained eating (OR 1,161; 95%CI: 1,088-1,238). Disimpulkan bahwa restrained eating dan depresi berhubungan dengan BB lebih pada responden terutama pada jenis kelamin laki-laki.
Pembinaan Ibu-Ibu Kader PKK Mengenai Pengelolaan Gangguan Metabolik di Sleman, DIY Sherly Usman; Muhammad Khotibuddin; Dwi Nur Ahsani
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.53.1123

Abstract

Sindrom metabolik merupakan kumpulan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang terjadi bersamaan, yaitu peningkatan glukosa darah puasa, obesitas sentral, dislipidemia, dan hipertensi. Di Indonesia, prevalensi kejadian mencapai 23,34%. Pola konsumsi, usia, dan aktifitas fisik berpengaruh pada risiko sindrom metabolik. Pengelolaan resiko penting untuk mengurangi angka prevalensi kejadian. Pengetahuan yang baik mengenai sindrom metabolik dan pengelolaannya dapat menurunkan kejadian. Informasi mengenai pengelolaan kesehatan metabolik bisa disampaikan oleh ibu-ibu kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di dusun yang mendapatkan pelatihan dan pendampingan oleh tim kesehatan. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan Pendampingan dan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK di dusun mengenai gangguan metabolik sehingga meningkatkan pengelolaan gangguan metabolik masyarakat di dusun. Kegiatan diawali pemberian pretest untuk screening pengetahuan awal. Kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan dan penyuluhan secara periodik baik secara luring dan daring oleh tim pengabdi. Pendampingan diberikan berupa pemberian materi mengenai sindrom metabolik, kajian pengelolaan nutrisi, dan aktifitas fisik dengan pakar di bidang kesehatan umum dan bidang gizi. Akhir kegiatan dilakukan post-test untuk evaluasi. Pemberian pretest untuk screening awal menunjukan nilai rata-rata 34,38. Nilai post-test menunjukkan nilai rata-rata 78,13. Hasil ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan peserta terhadap pengelolaan gangguan metabolik setelah dilakukan pembinaan dan pemdampingan dengan uji willcoxon menunjukkan perbedaan yang bermakna antara nilai rata-rata pretes dan postes. Implikasi kegiatan penting dilakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan warga Ngemplak yang melibatkan peserta yang mendapatkan pelatihan
Upaya Minimalisasi Balita Stunting di Dusun Srunggo II Selopamioro Secara Kolaboratif dan Komprehensif Muhammad Afnan Raihan; Dhea Radika; Sausan Nur Aqilah; Raisa Nur Salsabila; Rizky Pratama; Aprilia Gina Risny Amajida; Anton Setiawan Putra; Nazala Sholihatun Nissa; Muhammad Reyhan Ashar; Muhammad Khotibuddin
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2023): Semnas PPM 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.61.1158

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai 1000 hari pertama usianya. Stunting dapat menyebabkan beberapa gangguan meliputi perkembangan motorik, perkembangan sosial dan afektif, serta perkembangan kognitif pada anak. Stunting dapat diminimalisasi dengan cara perbaikan pola makan dan pola asuh. Hasil survei yang dilakukan di Dusun Srunggo II, Kalurahan Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta menunjukkan bahwa terdapat kasus balita stunting. Angka kejadian stunting yang terjadi di dusun tersebut menduduki posisi pertama diantara dusun-dusun di wilayah Kalurahan Selopamioro. Untuk mengatasi dan menurunkan angka kejadian stunting, perlu dilakukan upaya efektif yang melibatkan seluruh stakeholder yang ada di wilayah tersebut. Metode minimalisasi stunting pada balita di Dusun Srunggo II diupayakan secara kolaboratif dan komprehensif melalui program CFC (Community Feeding Center), home visit stunting, greenhouse, dan posyandu remaja. Hasil program pengabdian yang dilakukan yaitu terjadi peningkatan pengetahuan terkait pentingnya penerapan pola makan dan pola asuh sebagai upaya pencegahan stunting di Dusun Srunggo II.
Edukasi Pencegahan Stunting dan Pengenalan Produk Makanan Nugget For Stunting sebagai Upaya Mengurangi Angka Stunting di Dusun Kalidadap 2 Bryan Roderick; Ramadhan Andika Putra; Muhammad Abdur Rauf; Shelany Anugrah; Dita Nurfikasari; Anggita Putri Ayudanti; Annisa Yuliani; Faqih Nur Abdullah Wachid; Muhammad Khotibuddin
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2023): Semnas PPM 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.61.1172

Abstract

Stunting adalah masalah gizi jangka panjang yang diakibatkan oleh asupan makanan yang tidak memadai sehingga sering kali gagal memenuhi kebutuhan gizi. Stunting dapat menyebabkan terganggunya perkembangan kognitif dan psikomotor pada anak, kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalam olahraga, lebih mudah terkena penyakit degeneratif, serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas rendah. Kejadian stunting pada anak akan berdampak pada kualitas bangsa di masa depan, sehingga penting dilakukan pencegahan kejadian stunting. Hasil survei yang dilakukan di Dusun Kalidadap 2, Desa Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat kasus stunting yang terjadi pada anak-anak usia batita yang berjumlah 10 anak. Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan penyuluhan terkait edukasi pencegahan stunting dan pengenalan produk makanan nugget for stunting (nutting) sebagai upaya mengurangi angka stunting di Dusun Kalidadap 2. Metode pengabdian yang dilakukan yaitu survei dan observasi, penyuluhan, serta evaluasi. Hasil pengabdian yang dilakukan yaitu terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat terkait stunting. Peningkatan pemahaman tersebut ditunjukkan pada hasil analisis statistik t hitung sebesar -7.947 dengan probabilitas 0.000 (<0,05).