Untuk menyalurkan energi dari pusat pembangkit kepada konsumen dibutuhkan saluran atau transmisi tegangan tinggi dan peralatan tegangan tinggi yang mendukung pengadaan sistem tersebut. Isolator adalah material isolasi yang memisahkan konduktor bertegangan dari konduktor atau obyek lainnya. Dalam aplikasinya, isolator yang terletak pada pasangan luar banyak sekali terpengaruh oleh keadaan lingkungan disekitarnya. Karakteristik lingkungan di Indonesia yang memiliki kelembaban, suhu, dan curah hujan, disertai kehadiran polutan yang bervariasi tentunya merupakan penyebab yang sangat penting dalam mempengaruhi unjuk kerja isolator pasangan luar. Kondisi udara yang lembab akan menyebabkan timbulnya lapisan air pada permukaan isolator, dan dengan adanya polutan, akan timbul arus bocor dan flashover yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi. Dari data hasil pengujian menunjukkan semakin tinggi tingkat kelembaban udara, suhu, dan polutan garam, semakin tinggi pula arus bocor yang mengalir pada permukaan isolator. Pada tingkat kelembaban udara rendah memiliki nilai arus bocor yang lebih kecil dibanding kelembaban tinggi. Karena pada saat kelembaban tinggi terdapat pembasahan pada permukaan isolator sehingga isolator menjadi semakin konduktif. Kelembaban udara dan suhu memberikan perubahan yang signifikan terhadap nilai resistansi permukaan isolator. Semakin meningkat kelembaban udara dan suhu, maka semakin rendah nilai resistansi permukaan isolator. Berdasarkan data hasil pengujian menunjukkan rata-rata nilai resistansi isolator pengujian kelembaban sebesar 197.99 MΩ pada kondisi bersih, dan 157.65 MΩ pada kondisi berpolutan garam. Sedangkan pada pengujian suhu sebesar 343.44 MΩ untuk kondisi bersih dan 202.07 MΩ pada kondisi berpolutan garam. Hal ini menunjukkan bahwa kelembaban udara dan polutan garam memberikan kontribusi terbesar terhadap penurunan nilai resistansi permukaan isolator. Kata kunci: arus bocor, isolator, kelembaban udara, suhu, polutan garam
Copyrights © 2016