Tasikmalaya merupakan daerah yang kaya akan budaya dan memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. kekayaan tersebut meliputi nilai moral, pengetahuan, teknologi dan kesehatan yang digunakan secara turun-temurun dalam tradisi lokal. Selama ini sudah banyak jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Tasikmalaya dan sudah menjadi sebuah kearifan lokal bagi warga setempat, permasalahannya adalah sebagian besar suatu kebudayaan terun-temurun tersebut dilakukan secara lisan, sehingga minim akan dilakukannya identifikasi dan dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang jenis-jenis tanaman obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Tasikmalaya sebagai Indigenous Knowledge. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pengambilan data meliputi wawancara dan observasi. Hasil penelitian dari 20 orang responden terdapat 6 orang responden laki-laki yang mengetahui atau memiliki pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman obat dan 4 orang tidak mengetahuinya. Begitupun dengan responden perempuan, terdapat 5 orang yang mengetahui tentang pemanfaatan tanaman obat dan 5 orang lagi tidak mengetahunya. Secara keseluruhan terdapat 11 responden yang mengetahui atau memiliki pengetahuan tentang penggunaan tanaman obat yang dikategorikan sebagai Indigenous Knowledge. Kesimpulan yang dapat diambil bahwa Indigenous knowledge yang dimiliki oleh generasi Z lebih rendah dari generasi Baby Boomers. Padahal seharusnya generasi Z memiliki pengetahuan yang lebih akan hal ini, karena pemanfaatan tanaman dipelajari di bangku sekolah. Adapun tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat sebagian besar sudah tepat guna dan dapat dibuktikan secara ilmiah. Sehingga pengetahuan yang sifatnya turun temurun atau disebut dengan Indigenous knowledge bukanlah hanya sebatas mitos
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019