Latar Belakang: Pasien anak merupakan pasien yang memiliki risiko untuk mengalami gangguan pernapasan atau henti jantung. Ketika hal ini terjadi diperkirakan hanya 15-36% anak yang dapat diselamatkan. Kondisi ini membuat para ahli merekomendasikan penerapan Sistem Intervensi Darurat yang disebut berdasarkan skor peringatan dini anak (Pediatric Early Warning System / PEWS). Namun di Indonesia PEWS di IGD masih jarang dilakukan. Tujuan: Memberikan penjelasan tentang skoring PEWS, validitas, dan juga gambaran penggunaannya di berbagai rumah sakit di Indonesia dan dunia. Metode: Review ini dilakukan dengan menelusuri database diantaranya PubMed dan Google scholar. Kata kunci yang digunakan antara lain: ‘Pediatric Early Warning System 'ATAU' ‘Pediatric Early Warning Score’ ATAU Pediatric Early Warning System AND review”. Penelusuran ini dilakukan mulai dari Februari hingga Maret 2020. Hasil: Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa skor PEWS yang tinggi berkorelasi dengan transfer pasien ke ICU yang tidak direncanakan (sensitivitas 88%, dan spesifisitas 93%) untuk skor PEWS. PEWS telah diterapkan di berbagai rumah sakit di Belanda, Inggris dan juga negara lain dengan keandalan yang cukup teruji, sebuah studi menjelaskan bahwa pada 2.979 pasien anak yang masuk ke dalam satu ruang rawat inap selama 12 periode. PEWS terbukti valid dan reliabel untuk mengidentifikasi pasien yang perlu mendapat perawatan intensif atau tidak. Simpulan: PEWS menjadi suatu alat monitoring yang dianggap mampu membantu perawat dalam memantau dan mengontrol kondisi anak, sehingga dapat memberikan laporan secepat mungkin kepada dokter mengenai perburukan kondisi anak. PEWS juga dapat menentukan tingkat perawatan dan ruang dimana anak akan dirawat
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2020