Abstract:The research aims to analyze acculturation of Chinese with Malay culture on Mandarin Education Students FKIP Untan. The research method used is descriptive qualitative which analyze and descriptive dept of data acculturation Chinese with Malay Culture. Informants are 11 students and 1 lecturer. The data analysis showed that acculturation of Chinese with Malay culture in terms of language is syncretism, students use Indonesian and Malay with a little Mandarin. Mandarin is acculturation phenomenon of substitution and addition when learning and with lecturers. The  reasons are customs, environment, language difficulties, and mood. Acculturation of cultural elements are divided into three properties, namely concrete cultural elements such as lanterns ornaments, patches, rings, martial arts, dance, and music as a substitution acculturated. Mandarin and Indonesian names and clothing be phenomenon of acculturation syncretism. Learning resources and cultural activities be phenomenon of acculturation adduct. Keyword:Acculturation, Chinese and Malay Culture. Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Melayu pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Mandarin FKIP Untan. Metode penelitian yang digunakan  adalah deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Melayu. Informan penelitian ini 11 mahasiswa dan 1 dosen. Hasil analisis data menunjukkan bahwa akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Melayu dari segi bahasa bersifat sinkretisme, mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia dan Melayu dengan sedikit bahasa Mandarin. Bahasa Mandarin menjadi fenomena akulturasi substitusi dan adisi ketika pembelajaran dan bersama dosen. Hal tersebut disebabkan kebiasaan, lingkungan, kesulitan berbahasa, dan mood. Akulturasi unsur-unsur budaya terbagi menjadi tiga sifat yaitu unsur budaya konkret seperti ornamen lampion, tempelan, gantungan, seni beladiri, seni tari, dan musik terakulturasi secara substitusi. Kepemilikan nama Mandarin dan Indonesia serta pakaian menjadi fenomena akulturasi sinkretisme. Sumber belajar dan kegiatan budaya menjadi fenomena akulturasi adisi. Kata Kunci: Akulturasi, Budaya Tionghoa dan Melayu.
Copyrights © 2014