Gender adalah isu yang 'seksi" di Indonesia. Tetapi, selama ini, gender selalu diartikan salah. Ada yang menyamakannya dengan feminisme sehingga terkesan seperti sebuah gerakan perlawanan terhadap dominasi laki-laki. Ada yang melihatnya sebagai "sekat" batas antara laki-laki dan perempuan sehingga gender selalu dikaitkan hanya dengan isu isu perempuan seperti TKW, pelacuran, perdagangan perempuan, dan sebagainya. Pandangan yang salah ini berdampak juga pada pengasuhan anak. Pola pengasuhan anak diterapkan secara berbeda terhadap anak laki-laki dan terhadap anak perempuan. Misalnya, anak laki-laki diajarkan keberanian dan kerja keras, sementara anak perempuan diajarkan kesantunan dan kelemahlembutan. Anak laki-laki diharapkan bekerja di luar rumah, sementara anak perempuan diarahkan untuk: menjadi penanggung jawab urusan rumah tangga. Pengasuhan anak responsif gender mencoba membalikkan fenomena ini. Berbasis pada pemahaman baru tentang gender, yakni gender sebagai keberpihakan kepada salah satu pihak yang belum beruntung atau terdiskriminasi secara sosial dan budaya, pengasuhan anak responsifgender tidak membedakan perlaku terhadap anak perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, meskipun secara kodrati berbeda, pemberlakuan terhadap anak perempuan dan laki-laki tidak boleh dibeda bedakan.
Copyrights © 2011