Kegiatan penangkapan ikan merupakan kegiatan yang sangat dinamis. Perubahan lingkungan baik yang berasal dari dalam maupun luar yang mempengaruhi keberadaan sumberdaya ikan, akan direspon nelayan dengan melakukan perubahan operasi penangkapan ikan guna mendapatkan hasil tangkapan yang optimal (Wiyono, 2006). Kegiatan perikanan di Indonesia merupakan kegiatan perikanan yang multispecies dan multigear. Di Indonesia, penangkapan target spesies tertentu dengan berbagai macam alat tangkap, dan juga sebaliknya satu jenis alat tangkap tertentu menangkap berbagai target tangkapan. Hal tersebut juga terjadi pada nelayan-nelayan Pantura Jawa Timur, sebagai contoh bottom gillnet. Bottom gillnet banyak digunakan nelayan-nalayan Pantura Jatim khusus untuk menangkap rajungan seperti yang dilakukan nelayan Paciran, Lamongan dan sebagian lagi khusus menangkap ikan demersal ekonomis penting seperti ikan gulamah, seperti yang dilakukan nelayan Tuban. Berbagai hal dilakukan oleh nelayan tersebut, merupakan bentuk adaptasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimal. Pola adaptasi yang dilakukan nelayan gillnet bermacam-macam misal dengan cara perubahan lama operasi penangkapan ikan, perubahan daerah penangkapan ikan, penambahan piece jaring atau pengurangan piece jaring. Perubahan lama operasi penangkapan ikan ditentukan oleh kemampuan kapal dalam beroperasi. Hal ini selaras juga dengan statement Nomura (1977), yang mengatakan bahwa jika jaring tertentu ditempatkan dalam air dengan kecepatan air yang tetap, maka tahanan jaring akibat arus air adalah sebanding dengan luas jaring. Jika luas jaring ditingkatkan sebanyak n kali, maka tahanan jaring juga akan meningkat sebesar n kali (Nomura, 1977). Selama ini berbagai bentuk adaptasi apakah ada perbedaan baik secara desain maupun teknis antara gillnet khusus penangkap ikan dan gillnet penangkap rajungan serta kesesuaiannya dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) khususnya di Pantura Jawa Timur belum dilakukan. Metode yang digunakan penelitian dalam penelitian ini adalah dengan analisis dekriptif dari hasil pengukuran kondisi alat tangkap di lapang yang kemudian dibandingkan dengan SNI yang ada. Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa wilayah yang tidak sesuai dengan SNI yang ada, namun berdasarkan dengan kkebiasaan yang dilakukan oleh nelayan
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2019