Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kesesuaian Desain Gillnet Dasar Nelayan Jawa Timur Dengan Standar Nasional Indonesia Yulianto, Eko Sulkhani; Rahman, Muhammad Arif; Sunardi, Sunardi; Muntaha, Ali; Bintoro, Gatut; Lelono, Tri Djoko
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 24, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/jpk.24.2.84-90

Abstract

Kegiatan penangkapan ikan merupakan kegiatan yang sangat dinamis. Perubahan lingkungan baik yang berasal dari dalam maupun luar yang mempengaruhi keberadaan sumberdaya ikan, akan direspon nelayan dengan melakukan perubahan operasi penangkapan ikan guna mendapatkan hasil tangkapan yang optimal (Wiyono, 2006). Kegiatan perikanan di Indonesia merupakan kegiatan perikanan yang multispecies dan multigear. Di Indonesia, penangkapan target spesies tertentu dengan berbagai macam alat tangkap, dan juga sebaliknya satu jenis alat tangkap tertentu menangkap berbagai target tangkapan. Hal tersebut juga terjadi pada nelayan-nelayan Pantura Jawa Timur, sebagai contoh bottom gillnet. Bottom gillnet banyak digunakan nelayan-nalayan Pantura Jatim khusus untuk menangkap rajungan seperti yang dilakukan nelayan Paciran, Lamongan dan sebagian lagi khusus menangkap ikan demersal ekonomis penting seperti ikan gulamah, seperti yang dilakukan nelayan Tuban. Berbagai hal dilakukan oleh nelayan tersebut, merupakan bentuk adaptasi yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang optimal. Pola adaptasi yang dilakukan nelayan gillnet bermacam-macam misal dengan cara perubahan lama operasi penangkapan ikan, perubahan daerah penangkapan ikan, penambahan piece jaring atau pengurangan piece jaring. Perubahan lama operasi penangkapan ikan ditentukan oleh kemampuan kapal dalam beroperasi. Hal ini selaras juga dengan statement Nomura (1977), yang mengatakan bahwa jika jaring tertentu ditempatkan dalam air dengan kecepatan air yang tetap, maka tahanan jaring akibat arus air adalah sebanding dengan luas jaring. Jika luas jaring ditingkatkan sebanyak n kali, maka tahanan jaring juga akan meningkat sebesar n kali (Nomura, 1977). Selama ini berbagai bentuk adaptasi apakah ada perbedaan baik secara desain maupun teknis antara gillnet khusus penangkap ikan dan gillnet penangkap rajungan serta kesesuaiannya dengan SNI (Standar Nasional Indonesia) khususnya di Pantura Jawa Timur belum dilakukan. Metode yang digunakan penelitian dalam penelitian ini adalah dengan analisis dekriptif dari hasil pengukuran kondisi alat tangkap di lapang yang kemudian dibandingkan dengan SNI yang ada. Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa wilayah yang tidak sesuai dengan SNI yang ada, namun berdasarkan dengan kkebiasaan yang dilakukan oleh nelayan
Rancang Bangun dan Uji Hidrostatis Bubu Multifunnel Untuk Penangkapan Ikan Karang Eko Sulkhani Yulianto; Muhammad Arif Rahman; Mihrobi Khalwatu Rihmi; Sukandar Sukandar; Dewa Gede Raka Wiadnya; Ali Muntaha; Sunardi Sunardi
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2021.007.01.3

Abstract

Bubu merupakan alat tangkap paling memungkinkan untuk penangkapan ikan hias karang. Namun dalam pengoperasiannya masih sering terjadi kegagalan akibat hempasan arus yang menyebabkan posisi bubu terbalik. Melalui rekayasa bubu lipat multifunnel, diharapkan permasalahan tersebut dapat dikurangi. Tujuan penelitian ini adalah merekayasa bubu lipat multifunnel, menghitung nilai hidrostatis serta uji coba penangkapan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan ekperimental fishing. Bubu lipat terdiri dari rangka besi, badan jaring, mulut bubu, tempat umpan serta pintu hasil tangkapan. Bubu didesain mempunyai enam mulut pada bagian sisi samping, bagian rangka hanya terdapat pada sisi atas dan bawah. Proses terbukanya bubu ketika dalam air karena adanya gaya apung pada rangka atas yang lebih besar dibandingkan gaya tenggelam pada rangka bawah. Besar gaya pada rangka atas -0,2344 kgf, rangka bawah 2,2753 kgf dan gaya total bubu sebesar 2,0409 kgf. Uji coba penangkapan memperoleh ikan kerapu, ikan kakatua dan morai.
Habitat Buatan Cumi Untuk Menunjang Konservasi dan Wisata Bahari Pantai Pangi, Blitar Ali Muntaha; Sunardi Sunardi; Zainul Abidin; Sukandar Sukandar; Edriana Pangestuti; Eko Sulkhani Yulianto; Hanif Rafdhiansyah Insani; Fatrah Sulaeman Hutasuhut
Jurnal Pengabdian Masyarakat (abdira) Vol 2, No 2 (2022): Abdira, April
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdira.v2i2.121

Abstract

This community service activity for the Doctoral Serving UB funding scheme is one of the efforts to help partners in Pangi Beach in managing Pangi beach marine tourism. The activity will be held from June to November 2021 located on Pangi beach. There are three main activities, namely discussions with partners, designing and producing artificial squid habitats and finally setting up artificial squid habitats on the seabed of Pangi beach. The method implemented in this service is workshop, training, discussion and assistance starting from training to setting 4 artificial squid habitat units on Pangi beach which is carried out well. The results of the activities in addition to the installation of artificial squid habitats, are also the transfer of knowledge in conservation-based tourism management. The follow-up activity is monitoring which is planned to be carried out through Internship and Student Thesis Research activities in 2022. Cooperation and public awareness (partners) of the importance of developing conservation-based tourism are the main things for this service activity to run well.
STABILITAS KAPAL IKAN KATAMARAN SEBAGAI PENGGANTI KAPAL PURSE SEINE DI KABUPATEN PAMEKASAN MADURA JAWA TIMUR Tri Nanda Citra Bangun; Ali Muntaha; Sunardi .
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 1 No. 1 (2017): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.133 KB) | DOI: 10.29244/core.1.1.11-19

Abstract

Kapal yang berada di pamekasan sering mengalami kecelakaan kapal dilaut, yang disebabkanoleh cuaca yang ekstrim dan muatan yang berlebih. Kecelakaan tersebut terjadi karena kapal memilikistabilitas yang kurang baik. Salah satu cara untuk memperbaiki stabilitas kapal yaitu dengan mengubahbentuk kapal monohull menjadi katamaran. Kelebihan kapal katamaran yaitu memiliki stabilitas lebihbaik, daya jelajah yang lebih jauh, dan tahanan serta gesekan kapal lebih kecil dibandingkan kapalberbentuk monohull. Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu simulasi dan uji model dengankomputer melalui tahapan desain kapal, uji tahanan kapal, desain bangun dan tata ruang, serta analisastabilitas kapal. Kapal purse seine yang diteliti bernama KM.Sampoerna, dengan ukuran utama kapalyaitu: panjang 17m, lebar 4,15m, kedalaman 1,5m, dan sarat air 1m. Berdasarkan hasil uji stabilitas padakapal katamaran dengan menggunakan kriteria IMO (International Maritime Organization ),didapatkan nilai GZ maksimum pada kondisi 1 sebesar 1,119m di sudut 310, kondisi 2 sebesar 1,11m disudut 320, dan kondisi 2 sebesar 1,104m di sudut 330. Sedangkan pada kapal monohull didapatkan nilaiGZ maksimum pada kondisi 1 sebesar 0,257m di sudut 640, kondisi 2 sebesar 0.289m di sudut 660, dankondisi 3 sebesar 0,245m di sudut 660. Hal ini membuktikan bahwa kapal katamaran memiliki stabilitasyang lebih baik, sehingga dapat membantu mengurangi masalah kecelakaan di laut.Kata kunci: desain, kapal katamaran, tahanan, stabilitas
ACCURACY ANALYSIS OF DISTANCE MEASUREMENT USING SONAR ULTRASONIC SENSOR HC-SR04 ON SEVERAL TYPES OF MATERIALS Rihmi, Mihrobi Khalwatu; Bintoro, Gatut; Rahman, Muhamad Arif; Puspito, Gondo; Muntaha, Ali
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 11, No 01 (2024)
Publisher : Directorate of Research and Community Service (DRPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jeest.2024.011.01.2

Abstract

Sonar is a technology that uses the propagation of sound waves to detect the position of an object. Usually, fishermen use sonar to detect fish locations. The problem is that the price of sonar is still expensive, so not all fishermen can afford to use it. One of the devices that can be developed is the HC-SR04 module. HC-SR04 has simple components, and the price is cheap. The use of HC SR04 is still very minimal, so it is necessary to analyze the accuracy of its distance readings on various objects and conditions. The research was conducted using experimental methods in August-September 2023 at the Fishing Exploitation Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Brawijaya University. The distance data generated by HC-SR04 is used to measure ceramic, Styrofoam, and fish. Based on the research results, it is known that ceramic and styrofoam objects have a calculated t value = 0 while the one-tail Critical t = 1.65, which means the average distance produced by the tool is the same as the average distance by manual measurement. Meanwhile, in the t-test, the fish samples obtained a value of t stat = 23.24 and t Critical one-tail = 1.65. This shows that the tool will show distance measurement results that differ from manual measurements. Furthermore, the RMSE value of distance measurements on ceramic and Styrofoam objects obtained an average value of 0, which means the measurements are very accurate. Meanwhile, the average RMSE value for fish objects = 37.67, which means that the tool measurements are inaccurate.
HARVEST CONTROL RULES OF DEMERSAL FISHERIES IN BRONDONG WATER, LAMONGAN, EAST JAVA Harlyan, Ledhyane Ika; Lianingrum, Yulis Dwi; Setyohadi, Daduk; Tumulyadi, Agus; Muntaha, Ali
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jeest.2021.008.02.3

Abstract

Multispecies demersal fisheries management in Brondong waters have been managed by conventional single-species approach for determining catch quota or annual allowable biological catch (ABC). This might be impractical since a multispecies fishery should be managed by a multispecies fisheries management approach. The feedback harvest control rule (HCR) is a harvest control rule that has been validated and might be applied for a multispecies fishery. The aim of this study is to compare the conventional single-species approach and the feedback HCR in order to estimate the annual ABC. In this study, the annual ABC was calculated by applying two HCRs, the conventional single-species approach that applying the Schaefer surplus production model into the catch and effort of the dominant demersal fisheries data series of 2011 – 2020. The results showed that the Schaefer model provided the annual ABC higher than the feedback HCR estimation. Therefore, it was safe to apply the feedback HCR than the Schaefer model to determine the annual ABC. Under data-limited conditions, the feedback HCR might be an option to manage multispecies fisheries.
Covid-19 And Its Effects on Fish Production and Fishermen Income: Evidence from Pondokdadap Fishing Port in Indonesia Muntaha, Ali; Sunardi, Sunardi; Sulkhany, Eko; Siahaan, Ian Bernard
ECSOFiM (Economic and Social of Fisheries and Marine Journal) Vol 11, No 1 (2023): ECSOFiM October 2023
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ecsofim.2023.011.01.10

Abstract

The COVID-19 pandemic has caused unprecedented disruption to the global economy and society, including fisheries and aquaculture. This study aims to analyze the impact of COVID-19 on the fisheries sector in Indonesia, focusing on the case of Pondokdadap Fishing Port, one of the main landing sites for tuna and other pelagic fish in East Java Province. This study compared data from 2019 (before the pandemic) and 2020 (during the pandemic) to assess changes and trends in the volume and value of fish production, the number of fishing trips, fish prices, and fishers' income at Pondokdadap Fishing Port. This study found that COVID-19 has significantly reduced the volume and value of fish production, the number of fishing trips, fish prices, and fishers' income at Pondokdadap Fishing Port. There are several possible causes and consequences, such as decreased demand, supply chain disruption, health risks or food insecurity. This research also identifies several policy responses and recommendations to mitigate the negative impacts and enhance the recovery of the fisheries sector, such as providing income support, facilitating market access, improving health measures, or strengthening policies on the capture fisheries sector. This research contributes to filling a gap in the literature on the impact of COVID-19 on fisheries in developing countries, particularly Indonesia.