Penelitian ini berlandaskan pada permasalahan ketidakmampuan remaja dalam menyampaikan keinginannya atau pemikirannya sehingga cenderung berperilaku agresif, hal ini disebabkan oleh komunikasi yang tidak stabil. Untuk mengstabilkan interaksi dalam sosial, maka remaja membutuhkan kemampuan mengungkapkan sesuatu tanpa mengucilkan atau menghina satu pihak, dan pemyampaianya secara jelas yang tidak mengandung muliti tafsir. Sehingga dalam berinteraksi sosial, remaja dituntut untuk dapat berperilaku asetif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku asertif siswa. Metodologi penelitian yang digunaka dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP YPKI Jakarta Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 170 siswa yang dipilih dengan tekni random sampling. Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan skala Inventori Perilaku Asertif (IPA) dengan tingkat Reliabilitas sebesar 0,92 pada kategori sangan baik. Data dianalisis dengan menggunakan statistic deskriptif. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa: tingkat perilaku asertif siswa YPKI Jakarta pada kategori sedang, artinya perilaku aserti siswa membutuh bimbingan serta peningkatan. Oleh karena itu peran bimbingan konseling sangat diperlukan melalui layanan dasar seperti bimbingan klasikal yang terdiri dari layanan informasi dan penguasaan konten.
Copyrights © 2021