cover
Contact Name
IMAM SETYO NUGROHO
Contact Email
counsenesia@utp.ac.id
Phone
+6282333848318
Journal Mail Official
counsenesia@utp.ac.id
Editorial Address
Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Kampus II Jl. M. Walanda Maramis No. 31 Cengklik, Surakarta
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
COUNSENESIA Indonesian Journal of Guidance and Counseling
ISSN : 28072235     EISSN : 27463532     DOI : https://doi.org/10.36728/cijgc
Jurnal COUNSENESIA Indonesian Journal of Guidance and Counseling adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang berfokus pada penyebaran dan pengembangan bidang ilmu Bimbingan dan Konseling. Secara spesifik ruang lingkup publikasi jurnal ini sebagai berikut: Konseling krisis, Konseling Multikultural, Konseling Populasi Khusus, Psikologi Pendidikan, Psikoedukasi, Bimbingan dan Konseling Karir, Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini, Bimbingan dan Konseling Keluarga, Administrasi dan supervisi Bimbingan dan Konseling, Teknik dan Pendekatan Konseling, Media dalam Bimbingan dan Konseling, Managemen dan evaluasi Bimbingan dan Konseling, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Bimbingan dan Konseling. Jurnal Ini diterbitkan satu tahun 2 kali yaitu Juni dan Desember. Seluruh proses dari pengiriman naskah sampai publikasi tidak dikenakan biaya (Free of Charge).
Articles 107 Documents
URGENSI KOMPETENSI MULTIKULTURAL DARI KONSELOR SEBAGAI SARANA MEMBANGUN INTEGRITAS BANGSA nurul azizah
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 01 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i01.1170

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan keragaman budaya. Keragaman ini merupakan kekayaan dan menjadi tantangan bagi Indonesia karena dapat menciptakan peluang tetapi di sisi lain juga dapat memicu konflik. Perbedaan latar belakang budaya akan mempengaruhi persepsi, cara berpikir, dan bahasa yang digunakan sehingga menimbulkan berbagai hambatan. Konselor memiliki peran untuk dapat menyalurkan kompetensinya dalam lintas budaya. Melalui kesadaran akan nilai-nilai budaya, pengetahuan dan pemahaman akan budaya, serta keterampilan budaya yang dimiliki oleh konselor. Kompetensi multikultural ini dapat menjadi jembatan bagi konselor untuk memberikan bantuan secara optimal. Nilai integritas penting untuk ditanamkan pada generasi muda sebagai penerus bangsa. Integritas akan membangun generasi muda untuk memiliki jiwa kepemimpinan, bertanggung jawab pada diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, serta membentuk kepribadian yang baik, jujur, komitmen, rendah hati, dan berwibawa pada diri generasi muda serta mencegah dari tindakan-tindakan yang anarkis dan radikal. Seseorang yang memiliki integritas diri akan memberikan pengaruh yang besar dan membawa manfaat dalam kehidupan. Hal ini membentuk generasi muda yang unggul. Dengan adanya penanganan yang tepat maka akan membantu mengembangkan dan meningkatkan kualitas para generasi muda.
PERAN KONSELOR MULTIKULTUR DALAM PENDIDIKAN SOCIAL JUSTICE UNTUK MEMENUHI HAK LANSIA belardo farjantoky
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 01 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i01.1171

Abstract

Lansia merupakn salah satu fase dimanan akan dialami setiap manusia. Keadaan tersebut akan terlihat ketika telah mencapai usia di atas 60 tahun keatas. Dengan melihat kondisi tersebut dapat di pastika bahwa terdapatnya permaslahan yang di alami oleh lansia, Khususnya berhubungan dengan berkurangya efetifitas fisik untuk pengoptimalan dalam beraktifitas. selain itu juga, dengan keadaan tersebut menimbulkan kurangnya penerimaan dimasyarakat, sehingga lansia akan merasakan kuranya di hargai seperti selayaknya manusia pada fase sebelumnya. keadaan tersebut akan sangatlah dibutukan dengan adanya suatu keadilan sosial (social justicte). Dengan adanya sosial justice, lansia akan mendapatkan distribusi dan keadilan yang akan menjadikan lebih baik untuk mendapatkan hak pengakuan. oleh karenanya konselor sebgai seorang yang dapat memberikan sosial justice terhadap lansia dalam suatu lingkup populasi khusus, memiliki tugas untuk memberikan pendidikan keadilan dan peranan penting dalam menciptakan suatu pribadi yang memiliki kapasitas dan dapat terpenuhinya hak-haknya dalam pengakuan di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
INTERNALISASI NILAI-NILAI INDIGENOUS LAMPUNG DALAM PRAKTIK KONSELING MULTIKULTURAL nedi kurnaedi
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 01 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i01.1172

Abstract

Isu multikultur menjadi sebuah isu yang sangat digandrungi dan penting dalam perkembangan dunia Bimbingan Konseling, terutama dalam praktik konseling multikultural. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia menjadi suatu hal yang sangat tepat ketika konselor mampu mengembangkan dan memasukkan nilai-nilai budaya dalam praktik konseling multikultural. Salah satu nilai budaya yang bisa digunakan adalah memadukan konsep nilai budaya Lampung (piil) yang mencakup 4 hal yaitu pasenggiri, nemui nyimah, nengah nyapur dan sakai sambayan. Konselor sebagai pelaksana konseling harus benar-benar mempunyai kesadaran (awareness) akan keberagaman budaya yang ada. Maka selayaknya konselor harus mempunyai kompetensi yang baik dalam cakupan multikultural, yaitu kesadaran (awareness), pengetahuan (knowing) dan keterampilan (skill).
PEER COUNSELING BERBASIS LOCAL WISDOM SOLUSI PROBLEMATIKA PENDIDIKAN REMAJA DI ERA DISRUPSI Imam Setyo Nugroho
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 01 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i01.1173

Abstract

Pendidikan merupakan kunci keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa yang adil, makmur dan sejahtera. Adanya era disrupsi yaitu era yang penuh dengan gangguan, inovasi, ancaman hilangnya cara-cara lama dalam berbagai bidang termasuk bidang pendidikan begitu mengkawatirkan. Remaja banyak mendapatkan informasi dan bergaul dengan sesamanya melalui internet dan media sosial yang terus berkembang. Hubungan remaja melalui berbagai media sosial menjadikannya sebagai sarana belajar dan media pendidikan yang efektif untuk mengembangkan potensinya. Perkembangan masa remaja banyak dipengaruhi oleh pergaulan antar teman sehingga pengaruh teman sebaya sangat dominan dalam pendidikan remaja di era distrupsi. Problematika dalam pendidikan remaja yaitu problem pribadi, social, belajar, dan karir. Peer counseling yang merupakan suatu bentuk pendidikan psikologis yang disengaja dan sistematik, memungkinkan remaja untuk memiliki ketrampilan-ketrampilan dalam mengimplementasikan pengalaman kemandirian dan kemampuan mengontrol diri yang berfokus pada proses berfikir, proses perasaan dan proses pengambilan keputusan. Dalam peer counseling perlu memasukkan nilai-nilai local wisdom yang merupakan nilai yang dianggap baik, benar dan berlangsung secara turun-temurun, diyakini dan dilaksanakan oleh masyarakat karena interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Sehingga perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat ini perlu menjaga nilai-nilai local wisdom dengan memasukkannya dalam konsep pendidikan bagi remaja sebagai bentuk pelestarian budaya dan menjaga remaja dari pengaruh negatif era distrupsi. Berdasarkan problematika pendidikan remaja di era disrupsi dan psikologi perkembangan remaja, maka peer counseling berbasis local wisdom relevan untuk diterapkan pada pendidikan remaja Indonesia.
PERAN ROHANIWAN SEBAGAI KONSELOR DALAM PEMBERIAN LAYANAN KONSELING PASTORAL munik yuni
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 01 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i01.1174

Abstract

Dalam konseling pastoral menekankan pada penguatan batiniah secara religiusitas (pastoral care) yang sangat dibutuhkan oleh umat beragama Konseling pastoral merupakan bentuk unik dari administrasi konseling yang dilakukan untuk membantu klien memperoleh kehidupan yang seimbang sebagai pribadi yang utuh. Keberadaan rohiawan menjadi suatu hal yang krusial bagi para jemaat Kristen. Sebab rohaniwan mengambil peran seseorang yang dianggap dapat membantu dan memberikan harapan pada jemaat. Selain itu rohiawan juga berperan sebagai konselor pastoral yang memiliki keunikan diantara konselor pada umumnya, baik dalam fungsi sosial maupun simbolis. Konselor pastoral yang bertugas di lembaga-lembaga publik dan melihat diri mereka sebagai teolog publik yang menanamkan nilai-nilai pastoral ke dalam layanan sosial dan pasar medis. Artikel ini merupakan sebuah gagasan konseptual yang pengumpulan datanya diperoleh dari artikel-artikel dari jurnal yang relevan dengan gagasan ini, dan diperkuat oleh wawancara dengan salah satu rohaniwan (romo), serta dokumentasi
PELUANG DAN TANTANGAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI Eny Kusumawati
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 02 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i02.1184

Abstract

Era disrupsi adalah era dimana perubahan besar terjadi dalam kehidupan manusia. Perubahan tersebut terjadi lantaran terjadinya perubahan dan sumber energi yang berasal dari manusia menjadi serba mesin yang dijalankan secara otomatis lewat kekuatan yang bernama teknologi. Saat ini teknologi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Teknologi membantu setiap lini kehidupan. Teknologi menjadikan setiap kehidupan menjadi mudah. Perlu untuk betul-betul menggunakan teknologi kearah positif dan membangun. Salah satunya dalam kegiatan bimbingan dan konseling yang berbasis teknologi. Penggunaan teknologi dalam layanan bimbingan dan konseling mampu meningkatkan keterserapan materi yang diberikan dalam layanan bimbingan serta dapat mengefektifkan peran konselor sebagai fasilitator guna memandirikan peserta didik di sekolah. Konselor perlu untuk mengembangkan diri agar dapat mengaplikasikan teknologi kedalam layanan bimbingan dan konseling guna menciptakan layanan bimbingan dan konseling yang inovatif, kreatif, adaptif serta fleksibel di era disrupsi ini.
PENDIDIKAN DAN BUDAYA: PEMBENTUKAN KONSEP DIRI PESERTA DIDIK MINORITAS MELALUI KONSELING LINTAS BUDAYA annisah fadila
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 02 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i02.1185

Abstract

Indonesia is a country that has a diverse culture, each region has unique and distinctive cultural characteristics. Cultural differences in each region will affect students' self-concept. The concept of self is the individual's beliefs, views and judgments on him, self-concepts that are not genetic or inherited from parents but are determined by the results of interaction with the environment both parents and the surrounding environment. Self-concept has a very important role in determining student behavior and the future, therefore education is needed as an effort to form self-concept in students in order to develop optimally. Cross-cultural counseling is one of the efforts can be made in educational efforts to shape students' self-concept, where cross-cultural counseling has a role in helping the targeting process that is consistent with the client's life experience and cultural values, recognizing the client's identity to include individual dimensions, group and universal, supporting universal use, strategies and specific roles of culture in the healing process, and balancing the importance of individualism and collectivism.
PERAN MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KELOMPOK KELAS IPA-IPS TERHADAP MINAT MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI Mufidah Istiqomah; Sinta Saraswati
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 02 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i02.1186

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kelompok kelas IPA-IPS terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi baik secara parsial maupun simultan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian expost facto. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 380 siswa, sedangkan sampal penelitiannya diambil menggunakan teknik simple random sampling dengan rumus Isaac dan Michel sehingga diperoleh sampel 180 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan skala psikologis. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kelompok kelas IPA-IPS berpengaruh 26,3% terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Motivasi belajar berpengaruh 22,2% terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi dan persepsi siswa tentang kelompok kelas IPA-IPS berpengaruh 16,2% terhadap minat melanjutkan ke perguruan tinggi. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi motivasi belajar dan persepsi siswa tentang kelompok kelas IPA-IPS maka minat melanjutkan ke perguruan tinggi juga akan meningkat.
KONSELING KELOMPOK TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT MENGURANGI GEJALA-GEJALA KECANDUAN SMARTPHONE Tera Pertiwi Atiqoh; Sugiyo
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 02 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i02.1187

Abstract

The purpose of this study was to determine the effectiveness of the behavior contract technique group counseling to reduce the symptoms of smartphone addiction. This type of research is an experimental study with a one group pretest-posttest design. The sampling technique was purposive sampling. The data collection instrument used was the smartphone addiction scale. Validity was tested with the Product moment formula and with a reliability coefficient of 0.936. The data analysis technique used percentage descriptive analysis and Wilcoxon test analysis. Based on the results of the Wilcoxon test (Z = -2.366, p <0.05), it showed that there was a significant decrease in the symptoms of student smartphone addiction after being given treatment, the average decrease was 18.18%. This shows that the behavior contract technique group counseling is proven to be effective in reducing the symptoms of smartphone addiction in students. Furthermore, school counselors can apply and develop group counseling with the behavior contract technique as an alternative strategy to reduce the symptoms of student smartphone addiction.
PENGARUH TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING TERHADAP KECEMASAN SOSIAL SISWA Muhammad Rifaldi; M. Syarafuddin; I Made Sonny Gunawan
Counsenesia Indonesian Journal Of Guidance and Counseling Vol 1 No 02 (2020): COUNSENESIA 2020
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/cijgc.v1i02.1188

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of cognitive restructuring techniques on students' social anxiety. The research design used in this study was one group pretest-posttest design.The population in this study was grade VII students of SMPN 5 Gerung with a total of 37 students, and the samples in this study were 9 people who were indicated to have high levels of social anxiety based on the results pre-test. The sampling technique used was purposive sampling. Data collection techniques used were questionnaires as the main method and methods of observation, interviews and documentation as a complementary method. The results of this study indicate that cognitive restructuring techniques have an effect on minimizing students' social anxiety.

Page 1 of 11 | Total Record : 107