KINAA: Jurnal
Vol 1 No 2 (2016)

Urgensi Hermeneutik Poskolonial: Meneropong Gender Structure Dalam Budaya Indonesia

Hans Lura (Unknown)



Article Info

Publish Date
30 Dec 2016

Abstract

Pergumulan yang amat penting dalam berbagai pendekatan studi teologi yaitu menginterpretasikan makna sesunggauhnya teks-teks biblis, lalu mentransformasikan makna tersebut dalam setiap konteks yang berbeda. Sehingga pesan teks-teks biblis itu selalu hidup di dalam setiap konteks yang berbeda. Gagasan demikian merupakan tantangan bagi setiap teolog dalam melakukan studi teologi. Karena itulah para teolog telah memanfaatkan poskolonialisme sebagai instrumen kerja ilmiah bagi disiplin ilmu mereka. Teologi Poskolonial membumikan teologi sebagai disiplin ilmu yang “terlibat”, sekaligus memperjelas keyakinan bahwa agama dan teologi mempunyai peran dan kekuatan penting bagi proses transformasi social. Karena itulah dianggap sangat urgen melakukan pengembangan hermeneutik poskolonial. Tujuan penulisan artikel ini yaitu untuk menegaskan kepada publik bahwa analisis dan pendekatan hermeneutik poskolonial merupakan alternative kebutuhan yang sangat moderat dalam memahami teks-teks biblis dalam setiap konteks yang dijumpainya. Metode yang digunakan yaitu menekankan kepada kemampuan mendeskripsikan fenomena yang ada, kemudian menganalisanya berdasarkan berbagai gagasan teolog yang konsern dengan pendekatan hermeneutik poskolonial. hasil penelitian ini yaitu Kurang maksimalnya interpretasi biblis selama ini karena kesalahan metode pendekatan dalam melakukan interpretasi, akibatnya interpretasi yang dihasilkan bisa menjadi kolonisasi baru. Karena itulah hermeneutik poskolonial memerdekakan kita dalam melakukan interpretasi dan memberikan suguhan analisis yang sangat kritis terhadap berbagai persoalan yang sangat complicated. Gender structure dalam masyarakat bukanlah merupakan masalah yang murni masalah gender, tetapi interconnecting dengan masalah ekonomi, politik, agama, budaya, kerja, psikologi dan sebagainya. Kolonisasi terjadi bukan hanya karena kekuatan politik, tetapi juga karena dominasi dan hegemoni ekonomi, agama, budaya, rasial, gender dan sebaginya. Ini menunjukkan fenomena global impair dan di dalamnya kita hidup.

Copyrights © 2016






Journal Info

Abbrev

kinaa

Publisher

Subject

Religion Humanities Education

Description

Kinaa is a word in Toraja languages that means full of wisdom. Kinaa is one of the core characters of Toraja culture. This character process is not instant. A person who is followed and emulated is one who has the character of quinine. Another character is manarang which means clever, barani means ...