cover
Contact Name
Johana R. Tangirerung
Contact Email
jurnalkinaaukitoraja@gmail.com
Phone
+6281315907759
Journal Mail Official
jurnalkinaaukitoraja@gmail.com
Editorial Address
Jalan Dr. Sam Ratulangi 80, Rantepao, Toraja Utara Sulawesi Selatan- Indonesia 9183
Location
Kab. tana toraja,
Sulawesi selatan
INDONESIA
KINAA: Jurnal
ISSN : -     EISSN : 25411381     DOI : -
Kinaa is a word in Toraja languages that means full of wisdom. Kinaa is one of the core characters of Toraja culture. This character process is not instant. A person who is followed and emulated is one who has the character of quinine. Another character is manarang which means clever, barani means brave. These three things are the criteria of a leader in ordinary society. Kinaa is a character that is not easy and cannot be formed in a person and therefore not everyone can be a leader who has three characters at once. People can be rich and brave, but people can not kinaa or wise automatically, because is not an easy process. The Journal of the Faculty of Theology, UKI Toraja gives the name kinaa with the intention and of hope will be wise. It could start from the process of thinking and understanding to have the Kinaa character based on the Bible. The journal is expected to be a process of becoming kinaa. The focus and scope of this journal are theological-biblical thought about culture, religions and social contexts, and the modern world through contemporary theological thinking. Focus and Scope of KINAA 1. Constructive or Systematic Theology 2. Biblical Theology: Old Testament and New Testament 3. Christian Education 4. Pastoral Theology 5. Liturgy 6. Culture Studies 7. History of Christianity 8. And other related fields
Articles 71 Documents
Aluk To Dolo Versus Kristen Kristanto, M.Th.; Yonathan Mangolo
KINAA: Jurnal Teologi Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.295 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v3i2.457

Abstract

Eventhough most of Toraja society especially the Bungin society are Christian but they often used the teaching of Aluk To Dolo (the way of Anchestors_ local animist belief) as references, guidelines and control tools for them.The influence of Aluk To Dolo is very visible in the way of their thinking and acting. The cause of Aluk To Dolo influence in the religiosity of Christian community in Bungin becomes the reason in conducted this research and it is employed qualitative method.The cause of Aluk To Dolo which still influence the religiosity of Christian community in Bungin is the teaching of Aluk To Dolo cannot be separated with the tradition which forceful weaving in the life of the community in Bungin from generation to generation so that it kept tight in memory and always appears in their thought and action.The other cause is the failed of the church to reject the role of Aluk To Dolo’s leader in the religious activities of the Christian community. It is also caused by the failure of tradition and religious leader to understand the principle of pemali pebullei aluk tu tau which becomes the principle of Toraja people for long time ago. Also, it is caused by the lack of the church role to carry out the Christian education program for the Christian community in Bungin so that it did not plaited the life of the Christian community in Bungin.
Pluralisme dan Integrasi Sosial: Analisis Sosiokultural Tentang Ma’kombongan Kalua’ Dalam Masyarakat Toraja Sebagai Model Integrasi Sosial Dalam Konteks Masyarakat Plural HANS LURA; AGUSTINUS KARURUKAN SAMPEASANG
KINAA: Jurnal Teologi Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.731 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v3i1.470

Abstract

Plural society is a social fact, it is a necessity that cannot be avoided. Meaning that human entities are diverse such as ethnicity, religion, race, class, culture and so on but plurality actually makes human life beautiful and dynamic like a rainbow. With the existence of color variants in an integrative spirit that gives extraordinary beauty, comfort, admiration and inspiration. Each color is not mutually negating, but the nature of each color remains and contributes to an integrative rainbow color circuit system. Plural society life like rainbow. Each tribal, religious, racial and class entity must be respected and appreciated for its existence no matter how small the entity must be respected and valued in the spirit of social integrity. This model of social integrity that provides comfort, beauty and harmony for every existing social entity.The pluralist social integrity model must be able to be managed fairly and well so that the existing conflict can be managed constructively and dynamically for the progress of civilization in society. This integrity model can be realized if there is a spirit of recognition, acceptance, and respect so that all social entities must contribute to the movement of reconciliation, cooperation, tolerance and respect for others. in order to realize this purpose, the Writer conduct research on culture of “Ma’kombongan kalua” in the Toraja society.
Mythology Creation in Aluk Todolo as Reference to Perceive Women’s Role in the Toraja Church Johana Ruadjanna Tangirerung
KINAA: Jurnal Teologi Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.9 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v1i1.504

Abstract

Abstrak The role of women in life ancestor of Toraja, culturaly is very important. There are many position and role that ocupay women in society. There are also many methapore that can be identify in Toraja culture. That mean women in Toraja is very important. Meanwhile in reality in society even in church the role of women is going to decrease. This article will explore this situation, will looking for what is caused this situation changes. One of methapore is mythology of ancestor creation. In this mythology women taken a importan role, so that this metaphore can propose the indispensable of women in Toraja Churc. The aim of this article is to open of all chance for women leadership in society and in the church. Key Words: Mythology, role, Church, culture, women
Pekabaran Injil Dalam Masyarakat Plural: Analisis Sosiologis–Teologis Kritis Terhadap Matius 28 : 18 – 20 dan Kisah Rasul 2 : 47 Dan Implikasinya Terhadap Pekabaran Injil di Indonesia HANS LURA
KINAA: Jurnal Teologi Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.424 KB)

Abstract

Dalam Injil Matius 28 : 18 – 20 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Perkataan Yesus ini, sering dipahami oleh gereja (umat Kristen) sebagai “amanat agung” (perintah mulia) untuk mengkristenkan dunia (semua manusia). Tidak heran, jika pada waktu lalu ada istilah “extra ecclesiam nulla salus" ("di luar Gereja tidak ada keselamatan") dinyatakan oleh St. Siprianus dalam Konsili Lateran IV (thn 802). Istilah itu muncul sebagai kristalisasi semangat gereja memahami Mat 28 : 18 – 20. Karena itulah, dalam beberapa abad lamanya, di bawa kendali Barat, agama Kristen menjadi agama yang sangat ekspansif dan sangat bernafsu dalam melakukan pekabaran injil ke seluruh dunia, gereja terlalu bernafsu mengkristenkan dunia.
Urgensi Hermeneutik Poskolonial HANS LURA
KINAA: Jurnal Teologi Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.857 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v2i2.866

Abstract

Dalam bidang teologi, poskolonialisme juga digunakan sebagai instrumen untuk merefleksikan tema-tema teologis, baik dalam studi biblis, teologi sistematis, maupun teologi praksis. Para teolog mulai merintis “postcolonial theology” poskolonialisme memberikan sumbangan tersendiri bagi studi teologi. Contoh, Cathrine Keller dalam pengantar karyanya, Postcolonial Theologies, mengatakan: Teologi Poskolonial membumikan teologi sebagai disiplin ilmu yang “terlibat”, sekaligus memperjelas keyakinan bahwa agama dan teologi mempunyai peran dan kekuatan penting bagi proses transformasi sosial.
Gender Structure Dalam Efesus 5:22-23, 1 Korintus 14:34-35 dan Perjumpaannya Dengan Budaya Toraja HANS LURA
KINAA: Jurnal Teologi Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.112 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v2i1.867

Abstract

Issue gender structure selalu menarik dibicarakan. Menarik, karena gender structure merupakan fakta yang dilegitmasi oleh sosial budaya, politik, seks dan ekonomi, tetapi juga dilegitimasi oleh teks-teks kitab suci, misalnya di dalam Alkitab Efesus 5:22-23 dan I Korintus 14:34-35. Menurut para aktivis gerakan feminis, dalam gender structure, kaum perempuanlah yang selalu menjadi korban penindasan dan eksploitasi oleh kaum laki-laki. Dalam kondisi seperti itu, aktifs gerakan feminis bukan cuma menggambarkan jeritan perempuan, tetapi juga menunjukkan sangat besar kerinduan perempuan selalu diberi perhatian. Gender structure bukanlah masalah tunggal – murni gender, melainkan masalah yang complicated, interconnecting system, interdisiplin ilmu pengetahuan. Hal inilah yang semakin membuat diskusi masalah gender structure semakin seksi dan menarik. Tidak heran ada banyak ahli dari berbagai bidang studi ilmu pengetahuan mengajukan gagasan wacana keadilan gender.
Perempuan dan Lingkungan Hidup sebagai Lokus Berteologi Johana Ruadjanna Tangirerung
KINAA: Jurnal Teologi Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.986 KB)

Abstract

Abstrak Perempuan dan lingkungan hidup merupakan dua entitas yang sangat penting. Pentingnya terletak pada peran dan hakikatnya. Perempuan dan lingkungan sama-sama digambarkan sebagai sesuatu yang sangat mendasar. Rusaknya alam menyebabkan kesengsaraan dan malapetaka bagi manusia. Tidak menghargai Ibu, sama halnya tidak menghargai kehidupan karena dari sanalah berasal kehidupan yang diperkenankan Tuhan. Namun sayangnya saat ini perempuan dan lingkungan hidup menjadi obyek ekploitasi. Perempuan dan lingkungan hidup diperlakukan tidak adil, didestruksi nilai dan perannya. Lebih meyedihkan lagi karena nyaris tidak menjadi konteks berteologi. Tulisan ini menguraikan pentingnya perempuan dan lingkungan hidup sebagai sumber penghidupan bagi bumi, oleh karena itu perlu di jaga dan diberi tempat penting dalam bergereja. Tujuan tulisan ini adalah menimbulkan kesadaran bahwa perempuan dan lingkungan hidup memiliki posisi misional yang penting, oleh seabab itu perlu menjadi titik berangkat berteologi.
Politik Transaksional dalam Perspektif Teologis-Kristiani Johana Ruadjanna Tangirerung
KINAA: Jurnal Teologi Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.0302/kinaa.v2i2.1017

Abstract

Abstrak Kepemimpinan di semua aras kehidupan berbangsa dan bernegara semestinya menampilkan karakter pemimpin yang punya integritas yang dapat diteladani dan melahirkan trust bagi masyarakat. Apa yang terlihat saat ini adalah banyak pemimpin yang tidak memperlihatkan karakter pemimpin yang dapat membangun trust bagi masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Salah satu praktek politik yang memengaruhi kepemimpinan tersebut dan membuat kehidupan bermasyarakat bahkan bergereja saat ini tergerus ke dalam praktik hidup yang didasari pada pola-pola transaksional disebut ‘politik transaksional’. Hidup Kristiani adalah hidup yang berlandaskan atas pengampunan pengorbanan. Sebuah cara hidup yang mendasarkan diri pada prinsip-prinsip bagaimana memberi untuk kehidupan bersama yang lebih baik, termasuk dalam pemerintahan. Tulisan ini akan meninjau praktik politik traksasional secara teologis.
Beragam Pandangan terhadap Penyemayaman Jenazah di dalam Gedung Gereja dan hubungannya dengan Tradisi Simpan Mayat di Toraja Johana Ruadjanna Tangirerung
KINAA: Jurnal Teologi Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.243 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v3i1.1018

Abstract

Abstrak Pandangan terhadap penyemayaman jenazah di dalam gedung gereja beragam. Ada yang berangkat dari alasan teologis, ada juga yang alasan teknis. Alasan teologis mengatakann, baik hidup maupun mati, manusia adalah gereja dan berada di sekitar gereja. Ada juga alasan teknis, khusunya anggota jemaat yang berada di perkotaan yang sulit membawa jenazah ke rumah, sehingga diadakan di gedung gereja. Sementara alasan lainnya adalah terkait budaya atau tradisi. Jika gereja adalah tongkonan, maka penyemayaman dapat dilakukan di gereja atau pelataran gereja, Tulisan ini akan menguraikan baik historis, praktis maupun teologis.
Simbol-simbol Peribadahan: Kajian Teologis Pemaknaan Anggota Gereja Toraja Jemaat Pajaan Terhadap Simbol-simbol Peribadahan Yonathan Mangolo; Yunus Alpian Ruruk
KINAA: Jurnal Teologi Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Publikasi dan UKI Press UKI Toraja.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.528 KB) | DOI: 10.0302/kinaa.v1i1.1024

Abstract

Simbol-simbol Peribadahan ini diangkat untuk mengetahui pemahaman warga GerejaToraja Jemaat Pajaan terhadap simbol-simbol dalam ibadah hari minggu. Ada begitubanyak simbol yang dilihat, dilakukan dan dipakai dalam peribadahan yang tentu memilikimakna dan arti yang sangat penting bagi warga jemaat untuk dipahami bahkan dihayatidalam kehidupan ini.Metode penelitian yang dipakai dalam meneliti masalah ini adalah penelitian pustaka untukmembangun teori serta metode kualitatif dengan melakukan observasi dan wawancarakepada warga Gereja Toraja Jemaat Pajaan sebanyak 10 (sepuluh) orang.Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan analisis data, maka penulismenemukan bahwa warga Gereja Toraja Jemaat Pajaan, memahami sedikit makna darisimbol-simbol peribadahan yang dilihat, dilakukan dan dipakai pada hari minggu di GerejaToraja Jemaat Pajaan. Oleh karena itu sangat penting untuk mendapatkan pembinaan agarmereka dapat memahami serta menghayati akan makna dari setiap simbol- simbol tersebut